Pemerintah Inggris telah mengucuri dana 90 juta poundsterling untuk pengembangan vaksin dari Oxford itu. Jika semua berjalan sesuai rencana, kabarnya pada bulan September vaksin ini sudah dapat tersedia.
Bulan silam, trial telah melibatkan seribu relawan. Dalam tahap berikutnya, rencananya vaksin akan diberikan pada 10 ribu orang di berbagai wilayah Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor Pollard sendiri belum dapat memastikan apakah September adalah tenggat waktu yang pas. "Sebenarnya sangat sulit untuk tahu kapan kita akan memiliki bukti bahwa vaksin itu berhasil," katanya.
Suara skeptis pada vaksin Oxford antara lain disuarakan oleh Dr William Haseltine, mantan akademisi di Harvard Medical School. Ia menyebut bahwa vaksin itu tidak memberikan imunitas pada COVID-19.
"Mungkin memang memberikan perlindungan parsial. Tapi apakah itu cukup untuk mengendalikan pandemi COVID-19?" tulisnya di Forbes.
"Untuk jawaban, kita bisa melihat penyakit lain di mana vaksinnya hanya efektif parsial, yaitu HIV, tubercolosis dan malaria. Jawabannya tidak memberi semangat," cetusnya.