Coughvid, Teliti Suara Batuk untuk Pantau COVID-19
Hide Ads

Coughvid, Teliti Suara Batuk untuk Pantau COVID-19

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 21 Apr 2020 19:26 WIB
Warna Virus Corona
Teliti Suara Batuk untuk Pantau COVID-19 (Foto: CDC)
Jakarta -

Sekelompok peneliti membuat aplikasi yang diklaim bisa meneliti suara batuk orang yang kemudian bisa memprediksi kemungkinan orang itu terinfeksi COVID-19. Kok bisa?

Aplikasi tersebut bernama Coughvid, yang dibuat berdasarkan pernyataan sejumlah dokter yang menyebut para pasien positif COVID-19 punya suara batuk yang berbeda dibanding penyakit lainnya, setidaknya itu yang dikatakan oleh Tomas Teijeiro, salah seorang peneliti yang membuat aplikasi ini.

Menurutnya, suara batuk dari pasien positif Corona punya suara tarikan nafas yang khas pada saat selesai batuk. Suara itulah yang membedakan batuk penderita COVID-19 dibanding batuk lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teijeiro dan sejumlah peneliti lain mengembangkan Coughvid sejak sebulan lalu di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne, sebuah universitas di Swiss. Mereka mengklaim sudah mengumpulkan lebih dari 15 ribu suara batuk untuk melatih AI yang dipakai.

"Kami berhubungan dengan banyak dokter dan beberapa dari mereka mengatakan kalau mereka biasanya bisa membedakan dengan jelas dari suara batuknya apakah seorang pasien mungkin terinfeksi (COVID-19)," ujar Teijeiro, seperti dikutip detikINET dari Business Insider, Selasa (21/4/2020).

ADVERTISEMENT

Tim pengembang Coughvid saat ini masih mengumpulkan tambahan data untuk melatih AI yang dipakai. Dari 15 ribu contoh suara batuk yang sudah dimiliki, 1000 di antaranya berasal dari orang yang sudah positif Corona.

Saat pengumpulan data tersebut sudah selesai, Coughvid bisa saja dipakai sebagai salah satu cara untuk merekomendasikan apakah seseorang perlu menjalani tes corona atau tidak. Saat ini menurut Teijeiro, Coughvid setidaknya masih membutuhkan waktu dua bulan sebelum siap dilempar ke publik.

Coughvid adalah satu dari banyak solusi potensial lain yang bisa menjadi cara deteksi dini Corona. Sebelumnya setidaknya ada tiga laboratorium yang mengembangkan aplikasi berbasis AI untuk menganalisa pernafasan, suara percakapan, dan batuk untuk memprediksi infeksi virus Corona, salah satunya peneliti di Carnegie Mellon University dan New York University.




(asj/fay)