Satelit AS Potret Lokasi Jatuhnya Pesawat Komersial Ukraina
Hide Ads

Satelit AS Potret Lokasi Jatuhnya Pesawat Komersial Ukraina

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 12 Jan 2020 11:32 WIB
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Jakarta - Satelit dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS), berhasil memotret lokasi jatuhnya pesawat komersial asal Ukraina yang 'tak sengaja' ditembak oleh militer Iran.

Maskapai Ukraine International Airlines jatuh usai beberapa saat lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran, Iran, Rabu (8/1) waktu setempat. Kejadian penembakan itu dilaporkan menewaskan 176 penumpang.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DigitalGlobe, perusahaan yang bergerak di bidang penginderaan jauh, memotret TKP lewat kedua satelit dioperasikannya, yaitu WorldView-1 dan WorldView-2.

Meski mengorbit di ketinggian yang berbeda, kedua wahana tersebut dapat menangkap citra dengan resolusi sekitar 18 inch (50 cm). Hasilnya, foto yang dijepret wahana kepunyaan DigitalGlobe tersebut memperlihatkan puing-puing dari pesawat komersial Ukraina di lokasi jatuhnya burung besi berjenis Boeing 737 itu.

DigitalGlobe mengambil foto di lokasi kejadian, tepatnya dilihat dari kacamata satelit, selang sehari setelah pesawat Ukraine International Airlines atau pada 9 Januari.

Satelit AS Potret Lokasi Jatuhnya Pesawat Komersial Ukraina


Untuk diketahui, WorldView-1 pertama kali diluncurkan pada 2007 yang mengelilingi Bumi di atas ketinggian 310 miles atau sekitar 500 kilometer. Sedangkan WorldView-2 baru diluncurkan dua tahun kemudian dan menempati ketinggian lebih tinggi, yakni 480 miles atau sekitar 770 kilometer dari permukaan Bumi.

Militer Iran mengaku telah secara tak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang Ukraina karena mengiranya sebagai target musuh. Disebutkan pula, karena gangguan komunikasi, operator rudal terpaksa memutuskan sendiri untuk menembakkan rudal tersebut.

Satelit AS Potret Lokasi Jatuhnya Pesawat Komersial Ukraina


Dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah Iran, seperti dilansir AFP, Minggu (12/1/2020), komandan dirgantara Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, menyatakan bahwa operator rudal terpaksa menembakkan rudal itu secara independen karena adanya gangguan komunikasi.



Komandan Garda Revolusi itu menyatakan, personel militer yang menjadi operator rudal itu keliru mengira pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina sebagai "rudal jelajah" dan dia hanya punya waktu sepuluh detik untuk memutuskan apakah akan menembakkan rudal atau tidak.

Adapun serangan rudal Iran ini sebagai bentuk reaksi terhadap tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak.


(rns/rns)