Momen detik-detik Bumi, Bulan, dan Matahari dalam keadaan sejajar ini diketahui akan terjadi pada 26 Desember 2019. Ada dua lokasi terbaik untuk menyaksikan kejadian ini di Indonesia, yaitu Siak, Riau dan Singkawang, Kalimantan Barat.
LAPAN rencananya akan menggelar lokasi pengamatan di Lapangan Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau dan Masjid Raya Kota Singkawang dan teras Vihara Tengah Kota, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, pihaknya akan menggelar edukasi publik terkait peristiwa alam ini berupa disediakannya planetarium mini.
"Saat gerhana Matahari cincin, LAPAN mengadakan acara edukasi publik dengan planetarium mini di Siak dan Singkawang," ujar Djamal saat dihubungi detikINET, Minggu (22/12/2019).
Dilanjutkannya, pada saat gerhana Matahari cincin, LAPAN lebih banyak memberikan edukasi publik. Sedangkan terkait pengamatan, mengarah pada penelitian terkait pengaruh peredupan cahaya Matahari pada ionosfer menggunakan jaringan ionosonda.
"Bukan di jalur gerhana Matahari cincin," sebut profesor astronomi-astrofisika ini.
Sebagai informasi, gerhana Matahari cincin terjadi saat Bulan berada pada fase Bulan baru, ketika satelit alami itu terletak antara Bumi dan Matahari. Karena orbit Bulan miring terhadap orbit Bumi, Bulan tidak selalu akan berada sejajar dengan Matahari dan Bumi.
Namun, apabila fase Bulan baru terjadi saat Bulan berada pada titik perpotongan garis orbitnya dengan bidang orbit Bumi-Matahari, maka Matahari-Bulan-Bumi akan berada pada garis lurus dan gerhana akan terjadi.
Saat gerhana Matahari total, piringan sang Surya tertutup seluruhnya oleh Bulan. Sementara, gerhana Matahari cincin pada 26 Desember nanti, piringan Bulan tidak akan 100% menutupi piringan Matahari. Hal ini jadi asal-muasal disebut dengan gerhana Matahari cincin.
(agt/rns)