NASA Pamer Roket Terkuat untuk Bawa Manusia ke Bulan
Hide Ads

NASA Pamer Roket Terkuat untuk Bawa Manusia ke Bulan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 16 Des 2019 17:41 WIB
Perakitan Space Launch System. Foto: NASA
Jakarta - Mendaratkan kembali manusia ke Bulan seperti yang pernah dilakukan pada tahun 1960-an adalah salah satu misi utama NASA saat ini. Belum lama ini, lembaga antariksa NASA itu telah memamerkan roket super yang akan menjadi transportasi astronot ke Bulan.

Administrator NASA, Jim Bridenstine, menunjukkan bagian utama dari Space Launch System (SLS) yang diklaim sebagai roket terkuat yang pernah diciptakan. Roket itu berada di pabrik Michoud Assembly Facility di New Orleans.

"Penyelesaian bagian inti SLS merupakan tonggak penting. Dengan lebih dari 1.100 pebisnis besar dan kecil di 44 negara bagian berkontribusi pada desain dan perakitan, SLS memicu Amerika mencapai tujuan Artemis untuk mendaratkan pria dan wanita di Bulan pada 2024," sebutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


SLS adalah roket tertinggi yang pernah dibuat, 65 meter atau setara bangunan 20 lantai. Kecepatannya memecahkan rekor, 28.400 kilometer per jam. Sedangkan diamaternya 8 meter.

Roket ini akan membawa kapsul Orion yang berisi maksimal 4 astronot untuk menuju ke Bulan dalam misi bernama Artemis. Pengembangannya telah dilakukan sejak tahun 2011 dan tidak mulus.
NASA Pamer Roket Terkuat untuk Bawa Manusia ke BulanFoto: NASA

Beberapa kali terjadi penundaan dan tambahan biaya yang tidak sedikit, di mana tes terbang pertama rencananya dilakukan pada tahun 2018. Anggarannya yang semula USD 6,3 miliar telah membengkak jadi USD 8 miliar.

Kini, penerbangan perdana SLS rencananya berlangsung pada tahun 2020. Barang bawaannya nanti ketika menuju Bulan kemungkinan mencapai sedikitnya 45 metrik ton.

SLS menggunakan teknologi yang benar-benar baru. Sempat timbul pertanyaan, kenapa NASA tidak memakai saja teknologi di Apollo 11 yang 50 tahun silam sukses menaklukkan Bulan?

Jim Bridenstine menyebut teknologi Apollo 11 sudah usang untuk zaman sekarang sehingga diputuskan tak dipakai lagi.

"Jika Anda bertanya-tanya kenapa NASA tidak langsung saja mengambil desain Apollo untuk menuju Bulan pada 2024, maka Anda tidaklah sendiri," kata Jim.

"Ya, kami memang punya program ke Bulan yang sangat sukses di masa silam sehingga kami memenangkan perlombaan antariksa, tapi kami punya tujuan baru untuk Artemis yang adalah pijakan untuk Mars," terangnya.

Salah satu hal berbeda saat ini adalah, NASA mengembangkan pesawat yang dapat mendarat di Bulan dan bisa dipergunakan kembali untuk misi selanjutnya.

Kemudian perbedaan lainnya, pada zaman dulu pendaratan Apollo 11 hanya terbatas di area tertentu di Bulan tapi pada 2024, astronot dapat mendarat di lokasi manapun.

"Ketika kita menuju Bulan, kita ingin memiliki kemampuan mendarat di manapun yang kita mau. Untuk itu, kita membutuhkan sistem pendaratan modern yang bisa dipakai lagi, diisi bahan bakar lagi dan diperbaiki di antariksa," cetus Jim.
NASA Pamer Roket Terkuat untuk Bawa Manusia ke BulanFoto: NASA

Sebagai pendukung, akan ada stasiun luar angkasa yang mengorbit di Bulan dengan nama Gateway. Gateway ini pula yang akan jadi pijakan misi yang lebih jauh, yaitu ke Mars. Gateway bisa menjadi tempat latihan astronot, laboratorium serta untuk menampung pesawat antariksa. Negara lain pun bisa menggunakannya.

"Apollo tidak memungkinkan hal itu tapi dengan Artemis, itulah prinsip intinya. Bersama-sama kami akan menggunakan Bulan untuk validasi protokol keamanan manusia, teknologi dan prosedur operasional sebelum menuju tujuan manusia pamungkas, yaitu Mars," tutup Jim.


NASA Pamer Roket Terkuat untuk Bawa Manusia ke Bulan
Halaman 2 dari 2
(fyk/fay)