Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Rhorom Priyatikanto, menjelaskan bahwa hujan meteor Leonid biasa aktif tanggal 6-30 Desember. Hal itu terjadi ketika Bumi melewati jejak serpihan komet Tempel-Tuttle.
"Puncak aktivitas Leonid adalah tanggal 16-17 November dengan intensitas maksimum sekitar 15 meteor per jam," kata Rhorom saat dihubungi detikINET.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rhorom menambahkan bahwa pada saat ini Bulan pada fase bongkok dengan >75%, maka piringannya tampak bercahaya.
"Kondisi ini agak mengganggu pengamatan hujan meteor saat ini," ucapnya.
Selain itu, faktor lainnya yang dapat menghalangi melihat secara langsung hujan meteor Leonid menghiasi malam ini tentunya soal cuaca.
"Tentu cuaca mendung di sebagian wilayah Indonesia lebih mengganggu pengamatan," pungkasnya.
(agt/fyk)