Dikutip detikINET dari CNN, berikut 10 kota besar di dunia yang terancam tenggelam:
Jakarta
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta Utara bisa mencapai 12 cm per tahun. Ia menilai catatan itu mencemaskan. "Coba kalau 10 cm per tahun saja, itu 10 tahun sudah 1 meter. Kalau 50 tahun sudah 5 meter. Jadi ini persoalan yang menurut saya jadi persoalan bersama," ujarnya.
Baca juga: Video Mengerikannya Es yang Meleleh di Kutub |
Houston
Houston di Amerika Serikat sudah selama beberapa dekade mengalami penurunan tanah. Sama seperti di Jakarta, penyebab utamanya adalah pengambilan air tanah yang berlebihan. Wilayah bernama Harris County menurut data US Geological Survey, sudah turun 3 meter sejak tahun 1920-an.
Per tahun, area Houston terus turun sampai 5 centimeter per tahun. Sejak tahun 1975, otoritas sebenarnya sudah mencoba meregulasi penggunaan air tanah di Houston. Namun masalah itu belum juga terselesaikan karena kebutuhan air yang tinggi.
Lagos
Lagos adalah ibukota Nigeria yang terletak di tepi pantai dan merupakan kota terpadat di Afrika. Kondisi geografinya menyebabkan Lagos rentan terkena banjir dan garis pantainya terimbas erosi. Belum lagi naiknya level air laut membuat kota ini makin rentan tenggelam.
Sebuah studi pada tahun 2012 menyebutkan bahwa karena garis pantai di Nigeria begitu rendah, seandainya level air laut meningkat sekitar 1 sampai 3 meter saja akan mengakibatkan dampak buruk bagi populasi di sana. Level air laut naik terkait dengan pemanasan global.
(ke halaman selanjutnya)
Jakarta dan Kota-kota Besar Dunia yang Terancam Tenggelam
Beijing. Foto: Rita Pawestri/d'Traveler
|
New Orleans yang terletak di Amerika Serikat juga terancam air laut. Sebelumnya, hanya sepertiga New Orleans yang ketinggiannya berada di bawah air laut. Ketika badai Katrina menghantam pada tahun 2005, angkanya melonjak jadi separuh wilayah.
Kota ini terancam oleh kenaikan air laut karena tanahnya longgar dan selain itu sangat dekat dengan pantai. New Orlenas disebut mengalami penurunan tanah sekitar 1 centimeter per tahunnya.
Beijing
Studi pada tahun 2016 menunjukkan bahwa tanah di Beijing turun sampai 10 centimeter per tahun di beberapa area. Penyebabnya ternyata sama dengan Jakarta dan Houston, yaitu menipisnya air tanah karena terlalu banyak digunakan.
Ibu kota negara China rupanya amat bergantung pada air tanah untuk memenuhi kebutuhan penduduknya karena tidak banyak sumber air permukaan di sana. Tanahnya menjadi kurang stabil dan mengalami penurunan.
Venesia
Venesia turun tanahnya per tahun 0,2 centimeter dan selalu terancam banjir. Italia mulai membangun tembok di Venezia untuk mencegah ancaman banjir, yang rencananya selesai pada 2011, namun akhirnya molor sampai 2022.
Ketika badai besar datang pada 2018, proyek senilai USD 6,5 besar itu belum siap. Banjir yangd diakibatkan bencana itu adalah yang terburuk dalam satu dekade di kota indah yang selalu ramai dengan turis itu.