Tak Ingin Manusia Punah karena Asteroid, NASA Ambil Langkah Ini
Hide Ads

Tak Ingin Manusia Punah karena Asteroid, NASA Ambil Langkah Ini

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 26 Sep 2019 05:59 WIB
Tak Ingin Manusia Punah karena Asteroid, NASA Ambil Langkah Ini
Ilustrasi. Foto: BBC Magazine
Washington - NASA makin serius menanggulangi ancaman asteroid yang bisa membahayakan Bumi. Lembaga antariksa Amerika Serikat itu berencana untuk meluncurkan teleskop antariksa untuk mengamati asteroid yang berbahaya sebagai bagian sistem pertahanan planet ini.

Dikutip detikINET dari Business Insider, teleskop bersangkutan akan menggunakan radiasi infrared untuk mendeteksi panas dari bebatuan yang berkeliaran di antariksa. Sebutannya adalah Near-Earth Object Surveillance Mission (NEOSM).

"Ini adalah langkah besar tentang takdir manusia, karena dinosaurus tentunya tidak punya program survei asteroid untuk melindungi diri mereka," kata Richard Binzel, profesor ilmu planet di MIT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia merujuk pada punahnya dinosaurus yang diduga kuat karena hantaman dahsyat asteroid. Kejadian semacam itu berpotensi terjadi kembali suatu saat di masa depan sehingga manusia harus mengambil langkah antisipasi semacam ini.

"Mengetahui apa yang ada di luar sana adalah sesuatu yang telah diadvokasi komunitas ilmu planet selama hampir 30 tahun. Jadi ini adalah sebuah langkah terobosan," tandasnya.

(ke halaman selanjutnya)

Tak Ingin Manusia Punah karena Asteroid, NASA Ambil Langkah Ini

Foto: Dok. The Next Web
Program baru NASA itu diperkirakan menghabiskan biaya antara USD USD 500 juta sampai USD 600 juta. Peluncurannya kemungkinan paling cepat tahun 2025.

"Kita akhirnya berada dalam posisi di mana kita bisa mengatakan telah melangkah maju. Sungguh hal yang besar sampai di titik ini," sebut Lori Glaze dari NASA.

Setiap obyek di angkasa dengan orbit paling jauh 200 juta kilometer dari Matahari dikategorikan sebagai obyek dekat Bumi atau NEO (near-Earth object). Sejauh ini, sudah terdeteksi 15.500 obyek semacam itu.

Tujuan mengawasi asteroid adalah untuk mencegah Bumi dihantam secara mendadak seperti yang terjadi 65 juta tahun silam. Dinosaurus punah setelah asteroid besar menyebabkan tsunami, kebakaran hutan dan melepaskan miliaran ton sulfur ke atmosfer dan menghalangi Matahari.

Dengan teknlogi yang ada saat ini, terkadang ada asteroid yang tak terlacak. Pada tahun 2013, asteroid sepanjang 20 meter menledak di wilayah Chelyabinks, Rusia. Banyak bangunan rusak dan 1.400 orang terluka.

(ke halaman selanjutnya)

Tak Ingin Manusia Punah karena Asteroid, NASA Ambil Langkah Ini

Foto: BBC Karangan Khas
Menurut model NASA, kejadian semacam itu berpotensi terjadi setiap 60 tahun sekali. Dan baru-baru ini, asteroid sepanjang 56 meter sampai 130 meter sempat tak terlacak mendekati Bumi.

Ia mendekati planet ini dalam jarak hanya 0,00052 unit astronomi, atau sekitar seperlima jarak antara Bumi dengan Bulan.

Pada saat ini, satu-satunya cara untuk melacak asteroid adalah mengarahkan teleskop ke tempat dan waktu yang tepat. Teleskop itu mendeteksi sinar matahari yang diapantulkan asteroid, masalahnya beberapa asteroid kecil kurang cemerlang pantulannya, bahkan ada asteroid yang kurang memantulkan cahaya.

NASA pun berharap untuk mengatasi masalah tersebut dengan teleskop NEOSM yang disertai teknologi bernama NEOCam. Teleskop akan mengorbit di Bumi dan melakukan scan langit untuk mencari NEO yang panjangnya lebih besar dari 140 meter dan berpotensi sangat merusak.

"Ini adalah pertama kalinya NASA menyuarakan komitmen untuk survei asteroid di udara. Mereka selalu mengatakan akan mempelajarinya, sekarang mereka mengatakan akan melakukannya," ujar Binzel.

Halaman 2 dari 3
(fyk/fay)