Fenomena Hari Tanpa Bayangan dari Kacamata Sains
Hide Ads

Fenomena Hari Tanpa Bayangan dari Kacamata Sains

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 10 Sep 2019 12:03 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - Sejumlah wilayah Indonesia akan mengalami Hari tanpa bayangan mulai Selasa (10/9/2019) siang ini. Apa artinya fenomena tersebut dilihat dari kacamata sains?

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa hari tanpa bayangan ini sesungguhnya merupakan fenomena yang terjadi tiap tahun, di mana dalam satu tahun terjadi dua kali.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun peristiwa alam tersebut dinamakan kulminasi atau momen ketika Matahari berada tepat di posisi paling tinggi di langit. Akibatnya, bayangan dari benda yang tegak tampak tidak memiliki bayangannya.

"Ketika hari tanpa bayangan atau kulminasi, atau istilahnya equinox, itu sebagai acuan pergantian musim," ucap Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto saat dihubungi detikINET.




Lebih lanjut, kata Rhorom, Matahari yang sebelumnya berada di atas Bumi atau di belahan utara, maka dengan adanya fenomena ini, Matahari akan berada di belahan Bumi selatan. "Bumi belahan selatan akan memasuki musim panas, sedangkan di belahan utara memasuki musim dingin."

Bagaimana dengan dampaknya dengan Indonesia?

"Equinox tanggal 22 September bisa dianggap sebagai pergantian musim. Tapi tidak bisa bilang bahwa tanggal 23 September sudah akan hujan. Memang tidak bisa dibilang tegas karena selalu ada transisi dan perubahan iklim global bisa mempengaruhi pola musim hujan yang akan terjadi nanti di Indonesia," tuturnya.





(agt/krs)