Karena sulit memantau kawah dampak tumbukan asteroid yang ada di Bumi, peneliti menjadikan Bulan sebagai panduan untuk memahami tingkat hujaman asteroid yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Tapi NASA berpendapat bahwa ini bukan berarti kita dalam bahaya besar dalam waktu dekat. Peneliti menjelaskan bila asteroid dalam skala masif biasanya hanya menghantam bumi setiap beberapa juta tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip detikINET dari Euro News, sebagian besar ilmuwan percaya jika dinosaurus punah setelah asteroid semacam itu menabrak Bumi sekitar 65 juta tahun yang lalu.
Nah risiko terbesar saat ini ialah asteroid selebar 1 kilometer atau lebih. Berdasarkan ukurannya, asteroid yang menimbulkan ancaman nyata bagi Bumi adalah mereka yang memiliki lebar 1 km atau lebih.
"Ukuran yang lebih kecil tidak akan memiliki efek global, tetapi kita masih bisa memiliki efek regional atau dalam kasus yang kecil, efek lokal," jelas William Bottke, Direktur Studi Luar Angkasa dari Southwest Research Institute di Colorado yang jadi salah satu periset.
Contohnya pada 1908, asteroid powerful menghujam Pidkamennaya Tunguska River di daerah terpencil hutan Siberia, Rusia. Kejadian ini menghancurkan hutan sebesar 2.000 kilometer persegi, setara dengan negara bagian Rhode Island di Amerika Serikat.
Lima tahun silam, sebuah asteroid memasuki atmosfer Bumi di daerah Chelyabinks, Rusia. Ia meledak di udara, melontarkan sekitar 30 kali energi lebih besar dibanding bom atom, memancarkan cahaya lebih besar dari Bumi.
Sekitar 7.000 bangunan rusak dan 1.000 orang terluka. Asteroid tersebut tak terdeteksi karena datang dari arah dan jalur yang sama seperti Matahari.
(ask/fyk)