Dalam persyaratan yang dibuat oleh DIU ini, pos jaga tersebut harus mampu dipakai untuk bereksperimen mikro gravitasi, dirakit di luar angkasa, dan lain sebagainya, yang membuat pos jaga tersebut layaknya space station atau stasiun luar angkasa otonom.
Baca juga: Ini THOR, Senjata Rahasia Militer AS |
Orbital Outpost juga perlu mempunyai daya listrik secara terus menerus, dan setidaknya mempunyai ruangan sebesar satu meter kubik di dalamnya. Dari spesifikasi ini, Orbital Outpost tentu akan terlihat sangat kecil dibandingkan dengan International Space Station, atau bahkan roket pada umumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, pos jaga ini juga akan dikembangkan dan ditingkatkan dimensinya sampai bisa menampung manusia. Selain itu pun pos ini harus bisa dipasangkan ke pos lainnya.
Militer AS menginginkan pos jaga ini sudah siap digunakan dalam jangka waktu dua tahun setelah DIU memilih kontraktor untuk membangunnya. Mereka sendiri menunggu sampai 9 Juli mendatang untuk para perusahaan yang tertarik untuk menjadi kontraktor pos jaga ini.
Rencana ini sejalan dengan keinginan presiden AS Donald Trump yang pernah mencetuskan keinginannya untuk membuat tentara luar angkasa atau Space Force pada 2020 mendatang.
Dari rencana awal ini, terlihat kalau Orbital Outpost tak diisi oleh persenjataan yang bisa mengancam negara lain, karena ukurannya dan bobotnya yang kecil. Namun belum jelas juga apa tujuan Orbital Outpost ini dibuat, karena dalam publikasi yang ada saat ini hanya disebut kalau pos itu akan mempunyai 'fitur unik' untuk berkontribusi pada keamanan nasional.
(asj/krs)