Megahnya 7 Keajaiban Dunia Kuno Hasil Render Tiga Dimensi
Hide Ads

Megahnya 7 Keajaiban Dunia Kuno Hasil Render Tiga Dimensi

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Jumat, 03 Mei 2019 13:25 WIB
Megahnya 7 Keajaiban Dunia Kuno Hasil Render Tiga Dimensi
Patung Zeus, salah satu keajaiban dunia kuno. Foto: Budget Direct
Jakarta - Jika bicara soal keajaiban dunia, mungkin yang terbayang di benak adalah Taj Mahal di India, atau Colosseum di Italia. Tidak salah memang. Tapi di luar itu masih banyak keajaiban di dunia yang, sayangnya, sudah tidak bisa kita lihat secara langsung saat ini.

Ya, mereka adalah keajaiban dunia kuno yang sudah hilang seiring berjalannya peradaban. Dari tujuh objek di dalamnya, hanya Piramida di Giza, Mesir, yang masih berdiri.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar keajaiban dunia kuno ini awalnya dihimpun oleh Antipater of Sidon, seorang penyair di zaman Yunani Kuno. Kemudian, nama-nama di dalam keajaiban dunia kuno ini diteruskan seorang ahli matematika bernama Philo of Byzantium.

Berikut nama ketujuh objek-objek tersebut:
- Colossus of Rhodes
- Great Pyramid of Giza
- Hanging Gardens of Babylon
- Lighthouse of Alexandria
- Mausoleum at Halicarnassus
- Statue of Zeus at Olympia
- Temple of Artemis at Ephesus




Walau sudah hilang bentuk fisiknya, bukan berarti kita tidak bisa melihat wujudnya sama sekali. Dua orang seniman bernama Keremcan Kirilmaz and Erdem Batirbek berhasil membuat render dari masing-masing ketujuh keajaiban dunia kuno itu berdasarkan riset terhadap informasi yang ada.

Lebih lanjutnya, cek halaman-halaman berikutnya untuk melihat keajaiban dunia kuno itu satu per satu, sebagaimana telah detikINET himpun dari Budget Direct, Jumat (3/5/2019).



Colossus of Rhodes

Colossus of Rhodes. Foto: Budget Direct
Colossus of Rhodes merupakan monumen Helios (dewa Matahari dalam mitologi Yunani) setinggi 108 kaki (32 meter). Ia berada di Pelabuhan Mandraki, Rhodes, Yunani.

Monumen tersebut dibuat dari lelehan senjata dari pasukan Cypriot (Cyprus) yang ditaklukkan oleh pasukan Rhodes. Celah yang berada di dua kakinya menjadi jalan bagi kapal-kapal untuk lewat.

Butuh waktu 12 tahun untuk membuat Colossus of Rhodes ini, yang dibangun pada 282 SM. Sayangnya, ia hanya berdiri selama 60 tahun sebelum gempa Bumi mengancurkannya.

Meski demikian, setelah bencana alam tersebut, sisa-sisa dari monumen tersebut masih bisa dinikmati oleh para pengunjung. Ia benar-benar musnah setelah khalifah Muawiyah I melelehkannya 800 tahun kemudian dan menjual sisa-sisanya.

Kini, yang masih adalah adalah Pelabuhan Mandraki itu sendiri. Lokasi yang diperkirakan sempat menjadi tempat Colossus of Rhodes berpijak diisi oleh dua patung rusa bernama Elefos dan Elafina.

Mausoleum at Halicarnassus

Mausoleum at Halicarnassus. Foto: Budget Direct
Mausoleum at Halicarnassus sejatinya adalah makam. Ia merupakan tempat peristirahatan dari Mausolus, pemimpin Caria, sebuah kawasan di Asia Minor, atau jika dibandingkan dengan masa sekarang lokasi tersebut berada di sebelah barat Turki.

Mausoleum sendiri menjadi otak di balik pembangunan makam tersebut. Selain itu, ia juga menginisiasi dibangunnya sejumlah kuil dan bangunan-bangunan lain semasa hidup dan kepemimpinannya.

Mausoleum at Halicarnassus sendiri dibangun pada sekitar 350 SM. Bangunan tersebut memadukan gaya Yunani, Timur, dan Mesir.

Ia runtuh akibat sejumlah gempa Bumi yang terjadi pada abad ke-13. Kini, tidak ada lagi sisa-sisa dari makam tersebut.

Great Pyramid of Giza

Great Pyramid of Giza. Foto: Budget Direct
Great Pyramid of Giza, atau Piramida Agung Giza, dibangun sekitar 4.500 tahun lalu. Diperkirakan, masing-masing batu yang digunakan bisa memiliki bobot 2,5 hingga 15 ton. Selama sekitar 4.000 tahun setelah dibangun, ia menyandang status sebagai bangunan tertinggi yang dibuat oleh manusia.

Sekitar 100.000 orang dari seantero Mesir disebut ikut serta dalam membangun Piramida Agung Giza ini. Hal tersebut diketahui dari peninggalan yang terdapat di situs penggalian di dekat bangunan tersebut.

Piramida Agung ini sendiri jadi yang terbesar di antara piramida lain yang berada di perbatasan Giza, Mesir. Ia merupakan makam dari Pharoh Khufu yang menginisiasi pembangunan piramida tersebut.

Butuh waktu 20 tahun untuk membangun Piramida Agung Giza ini. Di dalamnya, ada tiga ruang yang diperuntukkan sebagai makam.

Setelah selesai, sebagai sentuhan akhir, ia dilapisi oleh balok-balok dari batu kapus putih yang sudah dipoles sehingga piramida itu tampak berkilau. Sayangnya, sentuhan tersebut sudah pudar seiring berjalannya waktu.

Hanging Gardens of Babylon

Hanging Gardens of Babylon. Foto: Budget Direct
Hanging Gardens of Babylon memiliki satu perbedaan mencolok ketimbang enam keajaiban dunia kuno lainnya. Ia satu-satunya yang tidak diketahui keberadaan pastinya.

Walau begitu, berdasarkan catatan yang ada, ia dideskripsikan sebagai taman bertingkat setinggi 20 meter. Ia memiliki ribuan pohon yang tumbuh di atasnya.

Legenda juga menyebut taman bertingkat tersebut dibangun pada 600 SM. Lokasinya, sesuai namanya, ada di Babilonia, atau sekarang merupakan Irak.

Sayangnya, ia hancur akibat penaklukan yang dilakukan oleh Kekaisaran Akhemeniyah, atau kekaisaran pertama Persia. Hal tersebut terjadi pada 539 SM.

Lighthouse of Alexandria

Lighthouse of Alexandria. Foto: Budget Direct
Lighthouse of Alexandria berada di kota Alexandria, Mesir. Ia dibangun pada sekitar 300 SM.

Mercusuar ini memiliki bentuk silinder dengan bagian atasnya berbentuk oktagon. Sostratus of Cnidus menjadi sosok di balik arsitektur Lighthouse of Alexandria ini.

Ada satu ciri khas yang dimiliki olehnya. Ia memiliki bola api yang berpijar di puncaknya, yang fungsinya kurang lebih serupa dengan lampu pada mercusuar zaman sekarang.

Bangunan ini runtuh di antara abad ke-12 hingga ke-15. Hal ini terjadi karena Sultan Qa It Bay yang memimpin Mesir dan Suriah kala itu membangun benteng tepat di atas reruntuhan mercusuar tersebut.

Statue of Zeus at Olympia

Statue of Zeus at Olympia. Foto: Budget Direct
Statue of Zeus at Olympia adalah patung Zeus, raja dari para dewa di dalam mitologi Yunani Kuno. Patung dewa langit dan petir itu memiliki tinggi 12 meter.

Ia ditempatkan di dalam Kuil Zeus oleh para banga Eleans. Emas dan gading menjadi material utama yang digunakan dalam membangun patung tersebut. Walau begitu, ada peran kayu juga di dalamnya, yang digunakan sebagai bahan dari mahkotanya.

Kehancuran patung ini terjadi pada 426 M. Kehancuran tersebut juga berlaku untuk Kuil Zeus.

Peristiwa itu sendiri terjadi tak lama setelah kebakaran yang melanda Konstantinopel. Tidak diketahui apakah ada hubungan konkret antara keduanya atau tidak.

Temple of Artemis at Ephesus

Foto: Budget Direct
Temple of Artemis at Ephesus menjadi nama terakhir di dalam daftar keajaiban dunia kuno. Ia seakan mempertegas dominasi peradaban Yunani Kuno dalam membangun bangunan-bangunan bersejarah nan 'ajaib'.

Bangunan ini sendiri memiliki satu keunikan, yakni ia telah mengalami tiga kali pembangunan. Hal itu dapat terjadi lantaran ia juga mengalami tiga kali penghancuran.

Pertama dilakukan oleh Herostratus. Perbuatan itu yang juga membuat nama Herostratus menjadi terkenal.

Kedua adalah penghancuran yang dilakukan oleh bangsa Goths. Mereka melakukannya ketika sedang dalam pelarian dari bangsa Romawi.

Sedangkan yang terakhir, sekaligus mengakhiri eksistensinya secara penuh, terjadi pada 401 M. Kini, yang tersisa hanya fondasi dan sebuah pilar, dan masih bisa dilihat sekarang.

Halaman 2 dari 8
(mon/krs)