Hal ini pun membuatnya paling tidak disinggahi sejumlah peneliti untuk melakukan studi di sana. Tak cuma para ilmuwan, Google pun juga ternyata tertarik untuk melakukan perjalanan ke sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, Katja Minitsenka, yang memimpin proyek ini, datang ke sana dan menghabiskan waktu selama seminggu di Pulau Devon. Selama di sana, ia mengunjugi beberapa titik yang disebutnya paling menarik perhatian NASA untuk melakukan penelitian.
Salah satunya adalah Kawah Haughton, yang memiliki diameter sekitar 20 kilometer. Itu kurang lebih setara dengan jarak antara Stasiun Manggarai di Tebet dengan Universitas Indonesia di Depok.
Selain itu, ada dua tebing bernama Tebing Astronot dan Tebing Breccia yang memberikan penampakan alam mirip di Mars. Satu yang tidak boleh dilupakan adalah Haughton-Mars Project Research Station, yaitu basis dari Haughton Mars Project (HMP) yang diajak bekerja sama oleh Google dalam program ini.
Pulau Devon dalam platform Google Street View. Foto: Dok. Google |
Lokasi-lokasi itu pun kini sudah bisa dilihat melalui Google Maps maupun Google Earth, selain Street View tentunya. Menariknya, Katja beserta tim tak cuma merekam Pulau Devon dan memasukkannya ke Street View.
Mereka juga membuat film dokumenter pendek mengenai perjalannnya di sana. Satu yang menarik, ia membuat film tersebut menggunakan ponsel besutan Google, yakni Pixel 3.
(mon/krs)












































Pulau Devon dalam platform Google Street View. Foto: Dok. Google