Teleskop NASA Penemu Ribuan Planet Pensiun
Hide Ads

Teleskop NASA Penemu Ribuan Planet Pensiun

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 31 Okt 2018 10:35 WIB
Teleskop luar angkasa Kepler harus mengkahiri perburuan planet di luar angkasa lantaran kehabisan bahan bakar. Foto: REUTERS/NASA/Handout/File Photo via Reuters
Jakarta - Setelah berada di luar angkasa selama sembilan tahun, teleskop antariksa milik NASA yang bernama Kepler dinyatakan pensiun. Hal tersebut lantaran bahan bakar yang dimilikinya sudah habis sehingga tak lagi mampu melanjutkan operasinya.

Badan antariksa Amerika serikat itu kini sudah menjaganya agar tetap aman dan jauh dari Bumi. Sepanjang menjalani misinya, ia sudah menemukan lebih dari 2.600 planet di luar sistem Tata Surya, dengan banyak di antaranya dipercaya memiliki potensi untuk dihuni.


"Sebagai misi pertama NASA dalam mencari planet, Kepler sudah melebihi ekspektasi kami dan memberi jalan bagi kami dalam melakukan eksplorasi dan pencarian kehidupan di luar sistem tata surya serta lebih jauh lagi," ujar Thomas Zurbuchen, associate administrator Science Mission Directorate NASA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analisis terbaru dari temuan Kepler menyimpulkan bahwa 20% sampai 50% bintang yang terlihat di langit malam kemungkinan memiliki planet seukuran Bumi. Materialnya pun bisa jadi juga berbatu, dengan lokasi berada di zona layak huni terhadap bintangnya.

"Ketika kami mulai menggodok misi ini 35 tahun yang lalu, kami tidak satu satupun planet di luar sistem Tata Surya. Kini kami tahu planet ada di mana-mana, Kepler telah menunjukkan jalan yang menjanjikan bagi generasi berikutnya untuk mengeksplorasi galaksi ini," kata William Borucki, salah satu orang yang terlibat dalam perencanaan misi Kepler.

Kepler sendiri diluncurkan pada 6 Maret 2009 lalu. Teleskop luar angkasa tersebut menggabungkan kemampuan dalam mengukur tingkat kecerahan bintang dengan kamera digital terbesar yang dimiliki teleskop luar angkasa pada saat itu.

Awalnya, Kepler diposisikan untuk menatap ke 150 ribu bintang di konstelasi Cygnus secara terus menerus. Setelahnya, ia menjadi misi NASA pertama dalam mendeteksi planet seukuran Bumi yang berada di zona layak huni terhadap bintangnya.

Empat tahun menjalani misi, setelah tujuan utamanya tercapai, kegagalan mesin sempat menyetop observasinya dalam beberapa waktu. Setelah diperbaiki, teleskop luar angkasa melanjutkan misinya yang disebut juga sebagai K2 ini, dengan jangka waktu lebih panjang. Ia pun mengobservasi lebih dari 500 ribu bintang.


Hasil observasinya terhadap begitu banyak bintang memungkinkan para peneliti untuk memahami lebih baik terhadap kebiasaan dan hal-hal lain terkait bintang. Selain itu, pemahaman lebih lanjut mengenai sejarah galaksi Bima Sakti serta fenomena supernova juga terjadi untuk mempelajari seberapa cepat alam semesta ini memperluas dirinya.

Kini, para peneliti memprediksi akan menghabiskan waktu selama satu dekade atau lebih untuk mencari temuan lain di data yang dimiliki oleh Kepler. Hal tersebut disampaikan oleh Jessie Dotson, yang terlibat dalam misi Kepler.




Tonton juga 'Gunung Es Persegi Panjang Sempurna Ditemukan di Kutub Selatan':

[Gambas:Video 20detik]

(mon/krs)