Boeing Ejek Roket Terkuat Milik Elon Musk
Hide Ads

Boeing Ejek Roket Terkuat Milik Elon Musk

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 02 Mei 2018 12:16 WIB
Foto: Internet
Jakarta - Falcon Heavy, roket terkuat saat ini, disebut sangat kecil untuk membawa muatan yang diperlukan oleh NASA dalam rangakain program eksplorasinya ke luar angkasa.

Boeing, melalui sebuah website yang dibuat untuk mempromosikan kegiatannya di bidang antariksa, menyatakan bahwa roket Falcon Heavy milik SpaceX tidak cukup besar untuk memenuhi kebutuhan NASA. Perusahaan manufaktur kendaraan udara tersebut pun turut menyatakan bahwa roket miliknya akan mengalahkan kemampuan dari Falcon Heavy nantinya.

"Pada Februari lalu, SpaceX milik Elon Musk melakukan uji coba peluncuran Falcon Heavy, yang diklain sebagai roket terkuat di dunia yang masih beroperasi. Meski begitu, Falcon Heavy gagal membuat NASA terkesan karena roketnya terlalu kecil untuk kebutuhan NASA," tulis Boeing dalam situs tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boeing pun tak sembarangan mencatut nama badan antariksa Amerika Serikat tersebut dalam keterangannya. Adalah Bill Gerstenmaier, Associate Administrator for Human Exploration and Operations NASA, yang mengatakan bahwa roket milik SpaceX terlalu kecil. Ia mengatakan hal tersebut saat menghadiri NASA Advisory Council.



Tidak hanya mengkritik Falcon Heavy, Gerstenmaier pun mengedepankan roket milik Boeing, Space Launch System (SLS). Menurutnya, itu merupakan kendaraan antariksa yang dibutuhkan oleh NASA.

"Program eksplorasi luar angkasa NASA membutuhkan kemampuan yang dimiliki oleh roket SLS," ucapnya.

Melanjutkan ungkapan dari Gerstenmaier, pihak Boieng mengklaim bahwa SLS akan menjadi satu-satunya roket yang mempu mengakomodasi kebutuhan NASA dalam melakukan eksplorasi luar angkasa lebih dalam lagi. Hal tersebut dikarenakan SLS mampu membawa muatan lebih besar dibanding Falcon Heavy.

"Begitu SLS yang dibangun oleh Boeing bisa dioperasikan, ini akan menjadi roket paling kuat yang pernah dibuat," pungkasnya.

Nantinya, SLS akan mampu membawa muatan seberat 70 ton ke orbit rendah Bumi, atau 6 ton lebih banyak jika dibandingkan dengan Falcon Heavy. Meski begitu, nyatanya Boeing belum akan meluncurkan SLS hingga dua tahun ke depan, atau pada 2020 mendatang.

Boeing Ejek Roket Terkuat Milik Elon MuskFoto: Internet


Roket Terkuat Sejagat

Sampai saat ini, sebutan roket terkuat sepanjang masa masih dipegang oleh Saturn V milik NASA. Beroperasi pada 1960an hingga 1970an untuk rangkaian program Apollo, roket tersebut mampu membawa muatan hingga 118 ton menuju orbit rendah Bumi.

Boeing, yang bekerja sama dengan NASA, berencana menjadikan SLS sebagai roket terkuat sepanjang sejarah. Selain menyiapkan versi aslinya yang mampu membawa muatan sebanyak 70 ton, perusahaan asal Illinois tersebut juga sudah berencana untuk meningkatkan kemampuan roketnya agar dapat memboyong kargo seberat 105 ton.

Boeing menjadwalkan versi pengembangan SLS tersebut untuk dapat terbang pada pertengahan 2020. Untuk dapat benar-benar mengalahkan Saturn V, Boeing menyiapkan versi SLS yang mampu membawa muatan hingga 130 ton ke orbit rendah Bumi.



Meski begitu, belum ada lini masa yang pasti dari Boeing terkait dengan peluncuran calon roket terkuat sepanjang masa tersebut. Terlebih, biaya yang dibutuhkan untuk membuatnya diperkirakan dapat mencapai miliaran dollar AS, sebagaimana detikINET kutip dari Ars Technica, Rabu (2/5/2018).

Ketidakpastian yang ditunjukkan oleh Boeing bisa menjadi bumerang. Hal tersebut dikarenakan dua nama besar di industri antariksa, SpaceX dan Blue Origin, sudah menyiapkan calon roket terkuatnya masing-masing.

SpaceX pimpinan Elon Musk akan memiliki BFR, yang direncanakan untuk melakukan uji coba penerbangan perdana pada Semester I 2019. Sedangkan Blue Origin kepunyaan Jeff Bezos sudah menyiapkan New Armstrong sebagai roket yang akan membawa manusia ke Mars nantinya. (rns/rns)