Dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (26/1/2018), Ahli Paleoantropologi dari Universitas Tel Aviv Profesor Israel HersVovitz mengatakan, penemuan fosil itu mendukung ide mengenai migrasi manusia modern keluar Afrika melalui rute utara lembah Sungai Nil dan timur pantai Mediterania. Dan bukan jalur selatan melintasi selat Bab al-Mandeb, pantai selatan Arab Saudi, India, dan Asia Timur.
Menurut Hershkovitz, temuan tersebut menunjukkan manusia mungkin berkelana di luar benua Afrika kapan saja, ketika iklim memungkinkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli Paleoantropologi dari Binghamton University New York Rolf Quam menambahkan, fosil di Israel merupakan temuan menarik bagi waktu migrasi manusia modern.
"Ini adalah penemuan menarik yang memberi ide lain tentang migrasi (di tahun) lebih awal dari Afrika," tutur Quam.
"Sekarang kita akhirnya memiliki bukti fosil tentang migrasi ini, di samping kesimpulan yang diambil dari penelitian DNA purba dan situs arkeologi," imbuhnya.
The Guardian menulis mengacu pada Journal Science, temuan fosil rangka mulut manusia di gua Israel memiliki gigi berukuran lebih besar dari rata-rata gigi manusia pada umumnya. Meski begitu, fosil tersebut diyakini merupakan kerangka manusia modern (Homo sapiens). (jsn/rou)