Adalah Selenological and Engineering Exploration (SELENE), program penjelajahan antariksa dari Jepang, yang menemukan gua dengan lebar 100 m dan panjang 50 km tersebut.
Dengan ukurannya itu, penemuan ini dianggap menjadi tempat yang paling potensial untuk stasiun luar angkasa. Bahkan, para ahli astronomi mengatakan bahwa gua itu juga bisa menjadi lingkungan yang paling memungkinkan bagi manusia untuk hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gua ini sendiri diperkirakan terbentuk karena aliran lava dari gunung berapi yang meletus pada 3,5 miliar tahun lalu. Hal tersebut berdasarkan lokasi gua yang hanya beberapa meter di bawah kubah gunung berapi Marius Hills.
"Tabung lava (gua) ini sangat potensial bagi pembangunan basis di Bulan karena panas di dalamnya yang stabil sekaligus dapat melindungi dari meteorit dan radiasi kosmik," ujar Junichi Haruyama, peneliti senior dari Japan Aerospace Exploration Agency (Jaxa), seperti dilansir detikINET dari Futurism pada Senin (20/11/2017).
Sementara itu, menurut Chris McKay peneliti senior NASA, kolonisasi menuju Bulan bisa dibilang merupakan sebuah batu loncatan yang sangat besar untuk menjangkau objek-objek yang lebih jauh lagi, seperti Mars hingga exoplanet.
"ISS (International Space Station), telah mendemonstrasikan bahwa sangat memungkinkan untuk membuat stasiun Bulan di sana. Namun masih perlu dipertimbangkan bahwa teknologi tersebut harus menjangkau seluruh titik di Bulan," tutupnya. (rns/rns)