Hal tersebut dilakukannya melalui rencana pariwisatanya ke luar negeri, disusul dengan kemungkinan untuk kolonisasi seluruh manusia. Namun, ia mengakui satu halangan paling signifikan yang menghambat rencananya tersebut, yaitu dana.
"Kami harus membuat sebuah pemukiman permanen di salah satu titik di Bulan. Apa yang menghambat kami untuk menjalankan tahap selanjutnya dalam mewujudkan wisata luar angkasa adalah biaya yang dibutuhkan terlalu mahal," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama halnya dengan SpaceX milik Elon Musk, Blue Origin kepunyaan Jeff Bezos memang tengah fokus dalam teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan reusable rocket.
Selain itu, baru-baru ini perusahaan tersebut telah menciptakan generasi terbaru dari mesin yang akan digunakan untuk pesawat antariksa mereka, sehingga diperkirakan sudah siap melayani para wisatawan terbang mengelilingi luar angkasa pada April 2019.
Jeff Bezos mengaku bahwa ia ingin memperluas jangkauan manusia di dalam sistem tata surya melalui Blue Origin. "Kita harus pergi ke luar angkasa untuk menyelamatkan Bumi, dan kita harus melakukannya secepat mungkin," katanya, seperti dilansir detikINET dari Futurism pada Kamis (9/11/2017).
"Membuat luar angkasa menjadi terjangkau adalah jawaban dari segala pertanyaan. Mungkin masih membutuhkan beberapa tahun lagi untuk menyaksikan ras manusia mencapai Mars, namun saya siap bertemu kalian semua di sana," pungkas Jeff.
(yud/yud)