Opini detikINET
Jika hanya melihat dari sisi hardware, P50 Pro adalah ponsel yang sangat mumpuni. Desain dan material bodi ponsel ini mewah. Bodinya ramping, nyaman digenggam dan kesan premiumnya pun sangat terasa.
Untuk ponsel dengan baterai di atas 4.000 mAh, P50 Pro ini pun punya bobot yang terbilang ringan. Lalu kamera, ya sektor kamera adalah andalan Huawei di seri Mate dan P sejak bertahun lalu, dan P50 Pro pun punya kamera yang memukau, meski terkadang warna yang dihasilkan tidak terlalu natural -- ini masalah selera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun apakah semua kelebihannya itu bisa menutupi kekurangannya yang tidak mempunyai Google Mobile Services (GMS)? Menurut saya, sih, tidak. Semua kelebihannya di sektor desain, material, dan lainnya, relatif bisa didapat di ponsel flagship lain (yang sama-sama mahal).
Begitu juga dengan kemampuan kamera. Kamera P50 Pro memang bisa menghasilkan gambar yang lebih bagus. Namun perbedaan kemampuan kameranya ini dibanding ponsel flagship lain tidak sebesar itu, kok.
Perbedaan kemampuan kameranya tidak sedrastis saat P20 Pro ataupun Mate 20 Pro baru dirilis. Saat itu, jika dibandingkan dengan kamera ponsel flagship lain, kemampuan kamera kedua ponsel itu sangat wow. Namun kemudian pabrikan ponsel lain mulai mengejar ketertinggalannya.
Perkembangan ekosistem App Gallery-nya memang terbilang pesat, jauh lebih baik ketimbang saat saya memakai Mate 30 Pro sebagai ponsel utama sekira dua tahun yang lalu. Namun itu tetap tak cukup untuk membuat saya bisa beralih dari kenyamanan di Android dengan GMS ataupun iOS.
Terutama karena ini adalah sebuah ponsel, yang fungsinya tak melulu dipakai memotret. Masih banyak hal lain yang perlu dijalankan dengan nyaman di ponsel, seperti browsing, menonton video (termasuk YouTube), aplikasi pengiriman pesan, belanja online, ojek online, dan lain sebagainya.
Ya, dijalankan dengan nyaman. Bukan sekadar bisa. HarmonyOS memang bisa menjalankan hampir semua fungsi dari ponsel-ponsel lain. Namun, setidaknya untuk saya, tidak cukup nyaman.
Seandainya HarmonyOS ini hadir 5 atau 10 tahun lalu, saat Android dan iOS belum terlalu matang dan menguasai pasar perangkat mobile, mungkin akan lebih mudah "membujuk" pengguna untuk memakai sistem operasi baru seperti ini.
Kalau detikers bagaimana, maukah "menukar" pengalaman pemakaian ponsel yang lebih familiar dengan sesuatu yang baru demi kemampuan kamera yang (sedikit) lebih baik?