Review Huawei P50 Pro, Kameranya Menawan tapi Apa Nyaman?
Hide Ads

Review Huawei P50 Pro, Kameranya Menawan tapi Apa Nyaman?

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 14 Feb 2022 08:20 WIB
Huawei P50 Pro
Huawei P50 Pro. Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Performa

Snapdragon 888 dikombinasikan dengan RAM 8GB/12GB dan storage 12GB/256GB/512GB. Baterai 4.360 mAh, SuperCharge 66W, dan wireless SuperCharge 50W.

Meski baru dirilis pada 2022, perlu diingat P50 Pro sebenarnya adalah ponsel yang pertama dipamerkan pada 2021. Maka tak aneh jika SoC yang dipakai adalah Snapdragon 888, yang notabene SoC flagship tahun lalu. Toh performanya SoC ini seharusnya bisa mencukupi semua kebutuhan penggunanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Segala macam aplikasi bakal bisa dilibas dengan mudah. Berikut ini adalah skor beberapa tes uji sintetis yang saya lakukan di P50 Pro. Skor yang didapat tak terpaut jauh dibanding ponsel lain dengan SoC yang sama.

  • 3DMark wildlife 5.820
  • 3DMark Wildlife extreme 1.537
  • Geekbench 5 Single Core 896
  • Geekbench 5 Multi Core 3.345
  • Geekbench 5 Compute 4.730
  • AnTuTu 645.934
Review Kamera Huawei P50 ProReview Kamera Huawei P50 Pro Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Efisiensi baterainya yang berkapasitas 4.360 mAh pun bagus. Bakal dengan mudah dipakai seharian tanpa perlu mengisi ulang.

ADVERTISEMENT

Namun sayangnya, Snapdragon 888 yang dipakai ini hanya mempunyai modem 4G, yang tampaknya adalah 'harga' yang harus dibayar Huawei untuk bisa memakai SoC buatan perusahaan asal Amerika Serikat.

Siapa pun bisa berkilah, "5G cakupannya masih sedikit, kok". Namun kehadiran 5G ini adalah sebuah keniscayaan. Artinya, dalam beberapa tahun ke depan -- atau bahkan tahun ini -- jaringan 5G di Indonesia (seharusnya) sudah meluas.

Dan saat itu terjadi, P50 Pro akan menjadi ponsel flagship yang mulai dijual pada 2022 dengan harga belasan juta yang tidak bisa mengakses jaringan 5G.

HarmonyOS 2.0

Dari segi hardware dan kamera, P50 Pro adalah ponsel yang sangat mumpuni. Namun bagaimana dari sisi software? Karena sebuah ponsel tak bisa cuma dinilai dari sisi hardware, melainkan juga integrasinya dengan software.

Dan seperti kita tahu, sejak pertengahan 2019, Huawei tak bisa memakai Google Mobile Services (GMS), meski tetap bisa memakai OS Android. Artinya, tak ada Play Store, Google Maps, Gmail, Google Photos, Gmail, dan berbagai layanan lain yang menjadi kebutuhan sehari-hari para pengguna ponsel.

Sejak itulah Huawei mengembangkan solusinya, seperti App Gallery yang kini dilengkapi Petal Search sebagai pengganti Play Store, dan HarmonyOS sebagai pengganti Android.

Antarmuka HarmonyOS 2.0 yang dipakai di unit yang kami uji relatif mudah dipelajari dan terasa enteng. Tak terlalu sulit untuk beradaptasi dari ponsel Android ataupun iOS.

Jumlah aplikasi yang tersedia untuk platform ini terus berkembang. Sudah jauh lebih banyak ketimbang saat saya memakai Mate 30 Pro pada 2019 lalu. Untuk aplikasi yang tak tersedia di App Gallery, ada Petal Search, yang akan mencari aplikasi dari sumber lain, yang biasanya bukan sumber resmi.

Lalu ada juga Gspace yang bisa diunduh dari App Gallery, yang pada dasarnya adalah sebuah 'ponsel virtual' yang dijalankan di P50 Pro, di mana di dalamnya bisa diinstal Play Store dan berbagai layanan Google lain. Tentu saja ini bukan aplikasi resmi Huawei. Jadi jika ingin memakainya, risiko tentu ditanggung sendiri.

Huawei mengaku sudah memastikan keamanan dan verifikasi pengembang untuk aplikasi yang ada di App Gallery. Meski pernah juga ada kasus malware yang sukses menyusup dalam aplikasi yang ada di App Gallery.

Bisa dibilang sebenarnya 95% aplikasi yang diperlukan oleh pengguna ponsel tersedia lewat kombinasi App Gallery dan Petal Search. Sementara 5% sisanya bisa dipenuhi lewat Gspace. Apakah nyaman? Silakan baca kesimpulan saya di halaman berikutnya.

Selanjutnya Kesimpulan