7 Hal Tentang Galaxy Note 9 yang Kalian Belum Tahu
Hide Ads

7 Hal Tentang Galaxy Note 9 yang Kalian Belum Tahu

Lucky Sebastian - detikInet
Selasa, 21 Agu 2018 14:55 WIB
7 Hal Tentang Galaxy Note 9 yang Kalian Belum Tahu
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Jakarta - Galaxy Note 9 baru saja diluncurkan secara global di New York, Amerika Serikat. Dari waktu yang terbatas, memang tidak bisa semua informasi disampaikan selama acara launching yang berlangsung sekitar 1 jam saja.

Jadi mungkin saja banyak yang mengira, hanya dengan melihat dari model desain dan perbandingan spesifikasi di atas kertas, seolah-olah Galaxy Note 9 tidak menawarkan banyak hal baru.

Tetapi sebenarnya, banyak hal baru ditawarkan yang belum sempat dipublikasikan luas. Mari kita lihat apa yang baru yang tidak sempat diceritakan lebih detail di acara launching.

Performa Lebih dengan Cooling System

Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Dibandingkan dengan seri Galaxy Note 8, Galaxy Note 9 memang memiliki kinerja CPU 33% dan Grafis GPU 23% lebih baik berkat prosesor atau SoC yang baru dengan fabrikasi 10 nm.

Untuk pasar Indonesia, Galaxy Note 9 diperkuat prosesor Exynos 9810, di mana prosesor ini memiliki kinerja CPU yang lebih tinggi.

Sebenarnya, prosesor ini digunakan juga oleh seri Galaxy S9. Hanya saja, pada seri Note 9 diberikan modifikasi pada hardware berupa cooling system kelas atas yang terkadang disebut desktop class.

Kinerja prosesor smartphone tidak bisa diremehkan sekarang, sangat cepat dengan clock tinggi, tetapi tidak bisa diimbangi dengan pendingin seperti fan atau kipas seperti yang ada pada laptop

Karena tidak ada tempat untuk kipas, beberapa smartphone hi-end biasanya menggunakan heat pipe atau lapisan tembaga untuk mempercepat pembuangan panas.

Semakin panas bisa dibuang dengan cepat, semakin kinerja prosesor bisa bertahan di puncak dan memberikan kinerja terbaik.

Sebenarnya, sejak Galaxy S7, Samsung sudah membenamkan heat-pipe di seri flagshipnya, tetapi untuk Galaxy Note 9, heat pipe ini menjadi spesial.

Di dalamnya terdapat water carbon cooling system yang digabung dengan heat pipe yang kali ini ukurannya tiga kali lebih besar dari flagship Galaxy sebelumnya.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Di dalam water carbon cooling yang langsung menempel di atas permukaan prosesor, panas yang dihasilkan prosesor didinginkan oleh air, yang kemudian segera berubah bentuk menjadi uap panas yang diterima oleh heat pipe kemudian panas segera disebarkan.

Setelah uap menjadi dingin, mengembun dan kembali menjadi air, digunakan untuk mendinginkan lagi prosesor dan seterusnya. Proses ini kira-kira seperti radiator mobil bekerja mendinginkan mesin mobil.

Cara gabungan cooling system ini antara water carbon dan copper heat pipe, diperkirakan membuat proses pendinginan 3,5 kali lebih efisien dari pendinginan biasa untuk mencegah overheating.

Sementara banyak brand lain khusus membuat seri smartphone untuk gaming, seperti Asus ROG Phone, Xiaomi Black Shark, Razer Phone, dan lain-lain, dengan kemampuan prosesor dan sistem pendingin ini sebenarnya Galaxy Note 9 sudah masuk area yang sama, walau tidak menyebutnya eksplisit sebagai gaming phone.

Dengan kemampuan ini, sebenarnya Samsung memperbesar cakupan pasar Galaxy Note 9, dari smartphone untuk productivity, sekarang masuk juga ke penggemar gaming smartphone.

Bantuan AI dan Performa Ponsel Gaming

Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Untuk menunjang performa kinerja smartphone, di Galaxy Note 9, Samsung menggunakan AI untuk menyesuaikan algoritma agar menghasilkan FPS (Frame Per Second) yang stabil hingga 40%.

Saat bermain game, FPS yang melonjak-lonjak naik turun membuat tampilan game tidak sempurna dan bisa berpengaruh terhadap pemain untuk menang atau kalah.

Kehadiran cooling system dan AI, bisa menjadikan Galaxy Note 9 sebagai smartphone pilihan bagi penggemar game berat. Belum lagi pada Galaxy Note 9, Samsung bekerja sama khusus dengan Epic Games membawa game Fortnite untuk Android.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Untuk urusan gaming pada smartphone, kalau kita melihat ke belakang, Samsung memang tidak pernah lengah. Pada Galaxy S7, Samsung menjadi perangkat pertama yang membawa API Vulkan untuk gaming, sekaligus memperkenalkan game tools, di mana saat mode ini dinyalakan kita bisa fokus bermain game tanpa terganggu telepon, notifikasi, performa yang fokus pada game, merekam game, dan lain-lain.

Melihat kelengkapan seperti ini:

– Layar besar hi-res QuadHD Super AMOLED 6.4",
– Dual Speaker Dolby Atmos
– Cooling System (desktop class)
– Algoritma AI untuk FPS
– Game Tools

Bukankah Galaxy Note 9 layak disebut sebagai gaming phone?

Baterai yang Bertahan Seharian

Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Sekarang ini, semakin lama pemilik smartphone menatap layar. Semakin bagus layar, semakin kencang performa, dan semakin nyaman digunakan, tanpa sadar orang akan lebih lama menggunakan dan menatap layar smartphone.

Dari sini, para pengguna mulai merasakan pentingnya baterai yang cukup. Membawa baterai kapasitas besar, 4000 mAh untuk Samsung flagship bukan perkara sederhana.

Pasalnya, di dalam smartphone flagship terdapat begitu banyak bagian yang berjejal dan harus tetap dalam bentuk yang kompak, nyaman digenggam dan tidak boleh terlalu berat. Jadi, tidak bisa sekadar membenamkan baterai dengan ukuran besar.

Selain itu, baterai ini harus aman, ada ruang memuai saat panas, dan harus bisa mengakomodir fast charging dan wireless charging, termasuk umur pakai yang lama. Galaxy Note 9 menjadi smartphone flagship Samsung pertama yang menggunakan kapasitas terbesar ini.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Hanya berbeda 6 gr saja dalam total berat, kapasitas baterai Galaxy Note 9 bisa naik 700 mAh dibandingkan Galaxy Note 8. Tetapi dampaknya, sangat berbeda.

Bisa dikatakan di antara smartphone flagship sekarang ini, Galaxy Note 9 menjadi smartphone dengan baterai terlama.

Uji coba terukur dengan PCMark Battery 2.0 dengan kecerahan 200 nits, Galaxy Note 9 mendapatkan skor 11 jam 22 menit, angka yang biasanya hanya bisa didapat mid-end smartphone dengan baterai besar.

Dalam test penggunaan real, hasil yang dicapai memang sesuai klaim Samsung, yakni bisa tahan dari pagi hingga malam, dengan SoT (Screen on Time/Layar Menyala) mudah mencapai angka 7-8 jam lebih. Ini cukup untuk orang-orang yang bekerja dari pagi hingga sudah pulang kerja kembali.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Untuk menyeimbangkan kapasitas baterai yang besar, dibutuhkan juga teknologi charging cepat agar proses pengisian tidak berlangsung lama.

Walau secara kasat mata tidak ada yang berubah dari charger bawaan Samsung Galaxy Note 9 dengan charger flagship pendahulunya, sebenarnya secara manajemen charging, sekarang daya yang bisa diterima smartphone Galaxy Note 9 saat pengisian baterai lebih besar (15W) dibanding pendahulunya (12W). Untuk mengisi baterai dari kondisi 20% ke 100%, diperlukan waktu sekitar 1 jam 30 menit.

RAM dan ROM besar

Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Pada Galaxy Note 9, Samsung menaikkan standar RAM dan ROM (Internal Storage) flagship devicenya, dengan minimal RAM 6 GB dan ROM 128 GB dan langsung melompat ke 8 GB RAM dan 512 GB ROM.

Khusus untuk spesifikasi dengan RAM 8 GB dan internal storage 512 GB, Galaxy Note 9 walau bukan yang pertama memilikinya, sekarang ini menjadi flagship smartphone yang memiliki ROM besar dan tetap mempunyai slot micro SD Card, sehingga jika pengguna ingin menambahkan micro SD card lagi (yang terbesar sekarang ada di pasaran berkapasitas 512 GB), bisa menjadi 1 TB.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Bisa jadi, sekarang ini Galaxy Note 9 menjadi smartphone flagship dengan RAM 8 GB dan ROM 512 GB termurah. Karena biasanya, brand lain yang memiliki spesifikasi ini membenamkannya dalam edisi khusus premium yang dibanderol tinggi.

Internal storage besar ini menarik karena kecepatannya yang tinggi. Jika dibandingkan dengan micro SD Card, kecepatan internal storage 10-20 kali lebih cepat.

Dengan kecepatan ini, game-game yang sekarang ukurannya sangat besar dalam GB, video 4K, burst shot, dapat di-loading dan disimpan dalam kecepatan maksimal tanpa jeda karena kecepatan memory card yang lebih lambat.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Dengan internal storage yang besar dan slot SIM card hybrid, pengguna dual SIM card juga tidak harus pusing memilih, karena ukuran internal storage-nya sendiri sudah sangat cukup.

Berkaitan dengan RAM yang besar, sebenarnya masih kontroversi apakah kita sekarang ini membutuhkan RAM sedemikian besar sebanyak 8 GB. Karena berbeda dengan ROM, RAM yang banyak tersisa berarti tidak berguna.

Tetapi, mungkin ini menjadi jawaban Samsung di tengah persaingan yang ketat, sekadar memberikan RAM yang besar, untuk Samsung semudah membalikkan tangan. Atau setidaknya, RAM besar di Galaxy Note 9 ini 'future proof' agar perangkat bisa dipakai beberapa tahun ke depan tanpa ketinggalan jauh.

Kamera dengan AI

Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Dengan kemampuan hardware kamera terbatas yang bisa dibenamkan pada smartphone, kehadiran AI memang memberi dorongan lebih untuk smartphone semakin bisa menghasilkan foto yang bagus.

Samsung walaupun sepertinya tertinggal dalam membenamkan AI ini pada kamera, sebenarnya sudah menggunakan AI cukup lama pada smartphonenya, misalnya pada Bixby Vision.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Pada Galaxy Note 9, Samsung membenamkan bantuan AI pada 20 macam scene foto yang akan kita ambil, Samsung menyebutnya dengan istilah intelligent camera.

Misalnya foto bunga, makanan, langit, laut, binatang, dan lain sebagainya, agar dikenali kamera dan mengubah setting kontras, warna, white balance, kecerahan, untuk memberi hasil foto terbaik sesuai scene-nya.

Dibandingkan Galaxy Note 8 pendahulunya, bahkan Galaxy S9+ sekalipun, kehadiran AI ini memberi banyak perubahan dalam hasil foto menjadi lebih baik.

Misalnya, ini contoh foto low light antara Galaxy Note 9 dengan Galaxy S9+. Kedua kamera dikenal sangat superior mengambil foto di kondisi minim cahaya. AI pada Galaxy Note 9, membantu mengenali kondisi malam hari dan membuat detail dan HDR lebih baik.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Kalau Samsung mungkin dianggap terlambat membenamkan setting AI pada kamera, ada hal baru pada pemanfaatan AI yang lebih di kamera Galaxy Note 9 yang belum ada di smartphone lain.

Pengenalan scene ini akan memberitahu sebelum foto diambil, kalau misalnya dari objek foto orang sedang ada yang matanya tertutup.

Kemudian AI juga akan memberitahu kalau lensa kamera kotor perlu dibersihkan, gambar tidak fokus, dan scene foto terlalu backlight.

Notifikasi ini memberikan peringatan awal agar kita bisa selalu menghasilkan foto yang baik.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Kedua fungsi AI pada kamera ini dinamai scene optimizer dan flaw detection. Keduanya juga bisa dimatikan jika dirasa tidak diperlukan.

Pada bagian video, sebelumnya pada Galaxy S9, Samsung memperkenalkan perekaman super slow motion 960 fps 0.2 detik yang dapat menghasilkan video gerak lambat selama 6 detik. Pada Galaxy Note 9, kemampuan merekamnya ditingkatkan menjadi berlipat selama 12 detik.

S-Pen Sebagai Remote

Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Seri Galaxy Note Samsung identik dengan kehadiran S-Pen untuk pengguna bisa lebih produktif. Digital pen ini terus mengalami perkembangan.

Dulu, S-Pen lebih ditekankan untuk para penggemar art, kemudian melebar ke produktivitas dengan kemampuan baru untuk anotasi, tanda tangan digital, penerjemahan, dan sekarang terus berkembang membuatnya lebih berguna untuk produktivitas dan hal-hal umum dengan kehadiran bluetooth low energy.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Tombol S-Pen sekarang bisa menjadi Bluetooth remote untuk berbagai keperluan, dari remote shutter kamera baik untuk S-Pen selfie dan foto jarak jauh, untuk kontrol audio dan video, hingga menjadi clicker untuk presentasi power point.

Samsung juga membuka SDK (Software Development Kit) ini agar para developer bisa menggunakan fungsi tersebut pada aplikasi-aplikasi yang mereka buat.

Menariknya, dalam S-Pen yang ramping ini terdapat super capacitor yang menyimpan daya untuk mentenagai bluetooth low energy.

Berbeda dengan baterai yang lambat laun akan degradasi kemampuannya, kapasitor akan terus bisa digunakan tanpa berkurang kemampuannya.

Setiap dimasukkan ke tempatnya, super capacitor di dalam S-Pen akan otomatis terisi. Butuh sekitar 40 detik untuk penuh dan bisa digunakan selama kurang lebih 30 menit atau 200 klik.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Saat S-Pen terlalu lama di luar dan kehabisan daya untuk menjadi Bluetooth remote, fungsi untuk menulisnya tidak terganggu, S-Pen tetap mendapat induksi elektromagnetik dari lapisan khusus pengenal S-pen di bawah layar untuk dapat terus bekerja tanpa batas waktu.

DeX, Desktop Experience

Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Di masa depan, kita berharap hanya butuh satu perangkat digital untuk membantu kita mengerjakan segala sesuatu. Sekarang ini kita masih terbagi, butuh smartphone, laptop atau PC, dan terkadang tablet.

Sejak Galaxy S8, fungsi desktop experience ini diperkenalkan, dengan bantuan alat berupa docking station yang dinamakan DeX.

Dengan fitur ini, smartphone bisa dihubungkan ke layar lebih besar seperti monitor komputer atau LCD TV untuk bekerja layaknya PC, dengan tampilan desktop PC dan fungsi mirip PC yang tidak dipunya smartphone.

Fungsi desktop experience ini berbeda dengan fitur mirroring yang bisa dilakukan hampir setiap smartphone Android.

Fitur Dex mengalami kemajuan setiap Samsung merelease flagship yang baru. Pada Galaxy Note 9, fungsi DeX ini tidak membutuhkan lagi docking station, cukup hanya kabel HDMI to USB type C yang banyak dijual bebas. Saat disambungkan, fungsi ini langsung bekerja tanpa ada jeda loading.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Secara fitur, DeX pada Galaxy Note 9 bisa digunakan untuk bekerja sekaligus entertainment. Untuk bekerja layaknya dengan laptop, layar Galaxy Note 9 bisa dijadikan touchpad dan keyboard, atau kalau lebih serius kita bisa menyambungkannya dengan mouse dan keyboard Bluetooth.

Presentasi akan sangat mudah dengan cara ini, tanpa harus menggunakan laptop. Cukup hubungkan Galaxy Note 9 dengan kabel HDMI ke layar besar atau proyektor dan gunakan S-Pen sebagai clicker.

Saat bekerja dengan DeX, layar smartphone juga bisa difungsikan sebagai smartphone dan menjalankan aplikasi lain secara terpisah, jadi seolah-olah kita memiliki dua perangkat berbeda yang sedang bekerja bersamaan. Misalnya di layar besar kita sedang bekerja dengan excel, sementara smartphone menjalankan fungsi kalkulator, atau membaca catatan penting.

Foto: Lucky Sebastian/detikINET

Fitur DeX di Galaxy Note 9 ini semakin komplit karena Galaxy Note 9 memiliki S-Pen. Dengan bantuan S-Pen layar Note 9 bisa dijadikan layaknya digitizer termasuk untuk menulis pada layar besar.

Pada Galaxy Note 9, disertakan juga fitur Samsung Dex Lab, fitur ini jika diaktifkan akan membuat aplikasi-aplikasi yang sebelumnya tidak dibuat untuk layar besar menjadi kompatibel dengan layar besar.

Misalnya kita ingin menyaksikan streaming Netflix di layar televisi, sekarang bisa dilakukan dengan mengaktifkan DeX Lab ini, atau ingin bermain game di layar yang lebih besar tanpa harus memiliki konsol game.


*Reviewer adalah Lucky Sebastian, seorang arsitek yang sangat hobby dengan gadget sejak tahun 1998. Dia kini lebih dikenal sebagai pengamat gadget.

Halaman 8 dari 8
(rns/rou)