Β
Dari lima seri yang dilempar ke pasaran, Andromax R dipatok dengan banderol harga tertinggi di angka Rp 1.599.000. Di segi spesifikasi, Andromax R memang lebih di atas Andromax Q dan E.
Lalu bagaimana pengalaman detikINET selama memakainya? Berikut review untuk Andromax R.
Desain
|
Meski sebenarnya masih berbasis plastik, tapi ternyata rangka berwara emas tadi cukup sukses mencuri perhatian dan membuat orang bertanya tentang ponsel ini. Paling tidak begitu menurut pengalaman penulis.
Layar yang ada pada Andromax termasuk standar, yaitu 5 inch. Ukuran layar tersebut tentu tidak membuat Andromax R menjadi perangkat yang besar sehingga masih mudah dioperasikan satu tangan atau disimpan di saku celana.
Kualitas layar pada Andromax R sebenarnya sudah tergolong memuaskan. Meski resolusinya hanya 720p saja, tapi itu sudah cukup untuk menonton video atau bermain game.
Akan tetapi layar yang ada tetap punya kekurangan yang cukup mengganggu. Pertama adalah soal sudut untuk melihat layar yang tidak terlalu lebar, serta visibilitas di bawah terik sinar matahari yang tidak terlalu bagus. Layar Andromax R juga terkadang tidak terlalu responsif saat menerima sentuhan, sehingga typo cukup mudah terjadi selama saya mengetik.
Posisi tombol volume dan power pada bodi Andromax R sudah strategis dan mudah dijangkau. Akan tetapi cukup disayangkan tombol tersebut tidak terasa solid karena goyang saat disentuh sehingga mengurangi kesan elegan yang sebelumnya cukup sukses ditonjolkan lewat rangka perangkat.
Di bagian cover belakang, dominasi warna hitam dengan sentuhan akhir matte membuat Andromax R ini tidak licin dan tidak mudah kotor. Cover plastiknya pun cukup mudah untuk dibuka. Saat membuka cover tersebut, saya sebenarnya cukup terkejut dengan tipisnya lapisan plastik yang menutup bagian belakang Andromax R ini.
Di balik cover tersebut terdapat baterai, sebuah slot micro SD, dan dua buah slot SIM card. Slot SIM card yang ada ternyata berbeda jenis. Untuk kartu 4G smartfren bentuknya adalah micro SIM, sedangkan bagian GSM masih berbentuk mini SIM card alias kartu biasa.
Software
|
Β
Efek positif dari Project Volta pada Lollipop memang cukup terasa selama saya memakai Andromax R ini. Animasi dan transisi terasa cukup smooth, meski ada kalanya sedikit tersendat. Meski sebenarnya hal ini juga terkait dengan kemampuan βdapurβ dari Andromax R, tapi keberadaan software sedikit-banyak juga berpengaruh.
Sekilas dilihat, Andromax R tidak mengalami kustomisasi tampilan dan tetap dominan dengan UI bawaan Lollipop, namun ternyata ada sedikit perbedaan. Jika menarik notification bar bisa terlihat bahwa susunannya berbeda dari android murni.
Beralih ke menu setting, ada tambahan pilihan button dan juga status bar yang bisa dioptimalkan untuk personalisasi perangkat. Yang menarik pada menu button terdapat pilihan yang memungkinkan untuk membuka aplikasi atau menjalankan fungsi tertentu pada perangkat dengan melakukan tap dua kali pada tombol home.
Karena masih terbiasa dengan fungsi serupa pada Samsung Galaxy S6, saya pun memilih untuk mengaktifkan fungsi akses ke kamera lewat fitur tersebut.
Performa
|
Dengan melihat fakta tersebut, saya tidak terkejut kalau ternyata performa yang ditawarkan juga kurang lebih sama saja. Meski memang tidak bisa dikatakan jelek sama sekali, tapi jelas bukan sesuatu yang luar biasa.
Untuk meladeni tugas mendasar seperti chatting, akses ke media sosial, dan browsing, Andromax R masih mampu menjalankan dengan cukup gesit. Game dengan grafis tinggi seperti Ashpalt 8 dan Riptide GP 2 masih bisa dijalankan dengan cukup baik. Akan tetapi untuk Marvel Future Fight yang punya lebih banyak detil bergerak, Andromax R tampak kesulitan untuk menjalankannya dengan mulus
Permasalahan yang paling sering saya temui selama memakai Andromax R adalah kemampuannya bermultitasking. Saat aplikasi yang berjalan dan menumpuk di bagian recent apps, performa Andromax R akan mulai terasa melambat. Perpidahan dari satu aplikasi ke lainnya pun juga jadi tak segesit saat tugas yang dijalankan masih sedikit.
Untuk urusan penyimpanan data, Andromax R dibekali kapasitas internal 8GB dengan sekitar 4,8 GB yang bisa dipakai. Jika masih membutuhkan tambahan kapasitas, ada slot micro-SD up to 32GB yang bisa dimaksimalkan. Akan tetapi saya merasa performa Andromax R untuk memuat data terasa sedikit lebih lambat saat menggunakan micro-SD. Jadi jika tidak membutuhkan, sebaiknya tidak usah memakai micro-SD.
Kapasitas baterai sebenarnya termasuk kecil karena cuma 2.200 mAh saja. Meski kecil, ternyata Andromax R ini cukup awet untuk diajak beraktivitas. Total standbyΒ 14 jam dengan screen on time 4 jam lebih jadi gambaran kekuatan baterai dari ponsel ini.
Kamera
|
Tampilan antar muka kameranya sederhana dan tidak menyulitkan pengoperasiannya. Karena masih membawa kamera stock lollipop, maka tidak ada fitur khususΒ yang ditawarkan. Hanya ada tambahan mode panorama, serta HDR untuk variasi pengambilan foto. Ada juga beberapa filter yangΒ mungkin bisa dipakai untuk kustomisasi foto.
Foto yang bisa dihasilkan kamera Andromax R bisa dikategorikan baik pada kondisi terang. Detil yang didapatkan bagus dengan saturasi dan kontras yang cukup. Kekurangan ada pada bagian saturasi dan kontras yang cukup. Kekurangan ada pada bagian dynamic range yang tidak terlalu bagus. Untuk menyiasatinya mode HDR bisa dipakai, meskipun sering kali efek pada prosesnya berlebihan.
Jika dalam kondisi terang kamera Andromax R mampu menunjukan performa yang baik, sayang tidak untuk low light. Meski sebenarnya foto yang dihasilkan cukup terang, tapi detailnya sangat terlihat kurang. Foto yang terang pada Andromax R merupakan hasil dari kecepatan shutter kamera yang cukup lambat pada kondisi low light, yaitu 1/7 dan 1/8 detik. Dengan shutter yang membuka cukup lama memang cahaya yang masuk lebih banyak, tapi jika tangan tidak stabil makan gambar akan menjadi blur dan tidak fokus.
Buat selfie, kamera depan Andromax R cukup lumayan dengan resolusi 5 MP plus lensa yang lebar yang pas untuk groufie. Kualitasnya biasa saja, tapi tidak mengecewakan. Hadirnya led flash untuk kamera depan juga jadi tambahan yang bagus, meskipun sering kali saya justru merasa silau saat memakainya.
Hasil jepretan kamera depan Andromax R.
Opini detikINET
|
Nilai jual utama dari Andromax R ada pada layar resolusi HD dan kamera yang punya resolusi lebih tinggi. Sayangnya saya tidak terlalu terkesan dengan layar yang ada karena beberapa hal yang tertulis pada bahasan sebelumnya.
Secara umum performa Andromax R sudah cukup memuaskan untuk sebuah perangkat dengan harga di kisaran Rp 1,5 juta. Baterai yang awet serta kamera yang lumayan baik juga menjadi nilai plus lain.
Jika dibandingkan ponsel Android lain dengan kisaran harga serupa, seperti Lenovo A6000 dan Xiaomi Redmi 2, Andromax R punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Sektor kamera memang belum sebaik Redmi 2, tapi jelas lebih baik dari A6000.
Sedangkan soal kecepatan, Andromax R lebih baik dibanding keduanya karena minim kustomisasi pada UI sehingga tidak ada beban tambahan pada sistem.Β Mana yang terbaik untuk dibeli? Pilihan ada di tangan INETers.