Menjajal 8 Fitur Jagoan Huawei P8
Hide Ads

Hands On

Menjajal 8 Fitur Jagoan Huawei P8

- detikInet
Selasa, 21 Apr 2015 09:17 WIB
Menjajal 8 Fitur Jagoan Huawei P8
Jakarta -

Huawei Device tengah berusaha keras memperbaiki citranya -- dari image ponsel China yang terkesan murah dan kadung melekat, menjadi smartphone dengan cita rasa premium nan berkelas. Sejauh ini, upaya yang dilakukan sudah di jalan yang benar.

Bukan tanpa alasan ketika perusahaan yang identik dengan logo kipas merah itu memilih London sebagai tempat penampilan perdana untuk ponsel premiumnya. Nuansa ibukota Inggris itu dianggap cocok mewakili identitas barunya yang memadukan sentuhan klasik sekaligus modern.

Dan untuk pertama kali pula, Huawei menerapkan program live streaming peluncuran ponselnya -- layaknya peluncuran flagship merek lain -- sekaligus membatasi jumlah media yang ingin hadir langsung di acara itu demi menjaga kesan ekslusivitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka hanya menyediakan 1.000 kursi meskipun ada 1.400 perwakilan media yang ingin datang untuk melihat langsung prosesi kelahiran dari P8, jagoan baru Huawei yang siap masuk ke jajaran ponsel papan atas.

Well, seperti apa rupa dan kemampuan dari smartphone flagship asal negeri Tiongkok ini. Simak pengalaman detikINET saat menjajal P8 langsung setelah peluncurannya di London.

1. Desain Premium

β€œA beautiful smartphone can create beautiful things,” kata Richard Yu, CEO Consumer Business Group Huawei, saat memamerkan P8 di atas panggung Old Billingsgate, sebuah venue klasik yang tak jauh dari London Bridge.

Kesan premium dan elegan langsung terpancar. P8 memang tak bisa dipungkiri telah berhasil mengeluarkan aura sebuah ponsel mahal meskipun harganya tak seberat Samsung Galaxy S6 maupun iPhone 6 keluaran Apple.

Ponsel ini tipis -- bahkan berani diklaim oleh Huawei sebagai yang paling tipis di dunia saat ini. Saat dicoba, smartphone dengan layar 5,2 inch dan ketebalan ultra slim hanya 64 milimeter ini ternyata tetap nyaman digenggam.

Dengan desain persegi panjang dan sudut membulat, ponsel ini tetap kesat dan tidak licin saat dipegang dengan satu tangan. Sisi kanan-kiri di bagian samping bodinya terasa kokoh dengan lekukan chamfered edges yang didesain presisi dengan nano-moulding.

Dalam lanjutan P series terbaru ini, ada empat warna yang ditawarkan Huawei, yakni Mystic Champagne, Titanium Grey, Carbon Black, dan Prestige Gold. Keempat warna ini punya karakteristik yang sama bagusnya.

Khusus versi yang berwarna emas, memang sedikit mengingatkan kita pada seri iPhone 5S dan iPhone 6 keluaran Apple. Apalagi di bagian bawahnya ada garis putih yang membuatnya semakin mirip.

Yang bikin ponsel P8 ini makin keren adalah tak ada tonjolan di bagian belakang. Kamera utama yang terletak di bagian atas bodi belakang ponsel ini tetap rata bersembunya. Tak seperti iPhone 6 maupun Oppo yang masih terlihat 'offiside'.

Layar di bagian depannya juga terlihat penuh dan minim bezel di bagian sampingnya. Komposisi layarnya memang diklaim oleh Richard Yu punya rasio 78,3% dibandingkan bodi keseluruhan di P8.

Sehingga, tampilan 1080p pada layar full HD 5,2 inch ini terasa sangat maksimal saat memancarkan warna berkualitas tinggi 424 pixels per inch/ppi -- yang warnanya diklaim bisa lebih tajam dibandingkan 124 kali foto glossy di majalah.

2. Kamera Canggih

Huawei mengklaim kamera P8 setara kamera DSLR berkat disematkannya chip kamera mandiri 13 megapiksel bernama Image Signal Processor. Chip kamera itu, menurut klaim Richard Yu, setara dengan chip yang biasa digunakan di kamera SLR.

Sekadar catatan, biasanya chip kamera yang ada di smartphone lain sudah disatukan atau tergabung dalam System on Chip (SoC). Chip tersebut diklaim dapat membantu mengurangi noise saat pengambilan gambar rendah cahaya dan menghasilkan exposure, serta white balance yang lebih baik.

Selain itu, ada juga sebuah sensor yang dinamakan 4 color RGBW -- Red Green Blue White. Pada umumnya, sebuah kamera di smartphone dilengkapi dengan sensor warna RGB.

Sensor empat warna tersebut dikatakan Richard dapat membantu meningkatkan hingga 32% tingkat kecerahan pada gambar dengan kontras tinggi dan mengurangi hingga 78% noise warna dalam cahaya rendah.

"Ini merupakan smartphone pertama di dunia yang dilengkapi sensor 4 color RGWB," ujar Richard. Untuk kamera depannya sendiri, digunakan sensor 8 megapiksel.

Kamera depan ini juga cocok untuk pengguna yang hobi selfie. Selain ada fitur beautify yang bisa dimaksimalkan sampai 10 level. Fitur ini juga bisa membentuk wajah penggunanya terlihat lebih tirus dan terkesan langsing saat difoto.

3. Dual Antena

Satu lagi alasan kenapa P8 diperkenalkan dan akan dipasarkan pertama kali di Eropa. Tak lain karena postur tubuh pengguna di sana lebih besar, dan biasanya punya tangan yang lebih besar juga dibandingkan pengguna di Asia, misalnya.

Nah, kadang, besarnya tangan pengguna ini diklaim bisa menghalangi sinyal telepon yang masuk. Dan ini bisa bikin dropcall saat tengah asyik menelepon. Kasus 'antennagate' ini pernah terjadi pada Apple saat merilis iPhone 4.

Belajar dari kasus itu, Huawei pun tak cuma membenamkan satu antena saja sebagai penerima sinyal, tapi dua sekaligus. Antena itu ditempatkan di bagian atas dan bawah -- dan bisa bergantian mencari mana sinyal yang terbaik.

Dan hebatnya lagi, saat pengguna tengah menelepon di kendaraan berkecepatan tinggi. Misalnya di kereta supercepat yang biasa tersedia di Eropa, P8 diklaim masih bisa diandalkan untuk halo-halo tanpa putus -- meskipun kecepatannya sampai 300 kilometer per jam.

Antena ini juga lebih pintar karena bisa selain bisa mengatur mana sinyal yang terbaik, juga bisa menentukan pilihan untuk menghidupkan dan mematikan Wi-Fi secara otomatis, tergantung pada kualitas sinyal dari jaringan pilihan.

Kita juga bisa terhubung lebih cepat dengan koneksi jaringan terbaik meskipun ada pilihan dari dua kartu SIM berbeda. Oiya, selain menyediakan slot untuk kartu Nano SIM, P8 juga menyediakan satu lagi slot yang bisa dimanfaatkan baik untuk kartu MicroSD maupun SIM card tambahan.

4. Otak Cerdas

Dari segi spesifikasi internal, Huawei P8 dilengkapi dengan prosesor HiSilicon Kirin 930/935 64-bit 2 GHz octa-core dan RAM 3 GB,Β  kinerja CPU diklaim bisa 80% lebih baik. Bahkan kinerja 3D-grafis di P8 diklaim 100% lebih oke dibandingkan dengan P7.

Selain disematkan di P8 dan P8 Max, prosesor Kirin ini nantinya juga akan dibenamkan di smartphone Nexus terbaru pesanan Google. Itu artinya, Kirin akan mulai dipercaya oleh banyak vendor untuk menggantikan prosesor Snapdragon buatan Qualcomm yang mulai kehilangan pamor sejak kasus overheat di Snapdragon 810.

Dari hasil pengujian singkat selama menggunakan P8 di London, detikINET tak merasakan panas berlebih meskipun ponsel ini dipakai seharian untuk aktivitas foto-foto, sosial media, browsing, email, telepon, dan messaging.

Untuk fungsi telepon juga jadi lebih mudah bagi kita yang sering roaming ke luar negeri. Tak perlu lagi memasukkan kode negara saat hendak melakukan panggilan langsung internasional.

Faktor cuaca yang dingin berangin di London, mungkin saja jadi penyebab ponsel ini tak gampang panas. Untuk lebih detail dalam pengetesan, kami akan kembali melakukan review mendalam setibanya di Indonesia -- termasuk untuk gaming yang biasanya bikin ponsel gampang panas.

5. Baterai tahan Lama

Meskipun cuma menawarkan baterai dengan kapasitas 2.680 mAh, namun P8 diklaim Huawei dapat bertahan seharian penuh meski dipakai dengan intensitas tinggi.

Bahkan smartphone ini diklaim mampu siaga hingga 2,3 hari karena ada fitur firewall khusus yang akan memblokir dan memagari penggunaan baterai abnormal dari aplikasi Android yang terdeteksi bikin boros baterai.

Satu lagi fitur yang bikin baterai bisa tahan lebih lama adalah manajemen yang bisa membagi kemampuan prosesor saat mengoperasikan ponsel ini. Fungsi ini diklaim bisa menambah 20% efisiensi penggunaan.

Penasaran, detikINET pun menjajalnya berkeliling London menggunakan bus dan kereta. Menggunakan SIM card lokal, mengaktifkan fitur 4G, ponsel ini memang lumayan bisa diandalkan tanpa takut kehabisan baterai.

Sejak selesai dicharging pukul 8.00 pagi, ponsel ini mampu bertahan hingga pukul 22.00 malam untuk untuk aktivitas foto-foto, sosial media, browsing, email, telepon, dan messaging.

Kalau baterai P8 masih dirasa kurang untuk aktivitas super sibuk Anda, Huawei juga menyediakan ponsel jumbo P8 Max yang memiliki baterai 4260 mAh. Phablet ini diklaim Huawei bisa digunakan selama dua sampai tiga hari dalam penggunaan normal, dalam sekali isi ulang.

Daya tahan lama tersebut bisa dicapai Huawei berkat teknologi materi peredam panas tujuh lapis di dalamnya, untuk menjaga prosesor tetap dingin. "Dengan prosesor yang lebih dingin, maka daya bisa lebih dihemat lagi," ujar Richard Yu.

6. Interface Menawan

Meskipun sama-sama menggunakan Android Lollipop 5.0, namun nuansa yang ditampilkan dalam P8 terasa lebih segar. Dengan tampilan layar yang penuh, jernih, dan tajam, interface yang ada di flagship Huawei ini terbilang lumayan oke.

Huawei memang mendesain sendiri tampilannya agar lebih cantik dengan menggunakan tampilan antarmuka EMUI 3.1. Ada lima pilihan theme yang bisa dipilih sesuai selera, yakni Singularity, Spark, Ambilight, Enjoybloom, dan Newborn.

Saat hendak melakukan screen capture, detikINET sempat kebingungan. Setelah mencoba berbagai tombol yang biasa dilakukan di Android lain, tetap tak bisa juga. Ternyata ada opsi yang lebih mudah: dengan cara mengetuk layar.

Dengan knuckle-sense ini kita bisa dengan mudah melakukan screen capture. Cukup ketuk dua kali, maka gambar yang ingin kita ringkus akan lebih mudah ditangkap.

7. Tak Perlu Berteriak

Bagi yang sering melakukan panggilan telepon di tengah keramaian, kita tak lagi perlu berteriak-teriak agar suara kita bisa didengar dengan lebih jelas oleh lawan bicara di ujung telepon sana.

Di smartphone P8 ini ada yang namanya fitur Voice+ yang bisa menghalau suara tiupan angin yang kencang hingga 90% tapi bisa meningkatkan volume suara kita agar 58% lebih jernih dengan background noise-cancellation.

Saat berada di London, fitur suara ini belum terasa gunanya karena nyaris tak ada suara bising yang membuat polusi suara. Baik di jalan, di bus, maupun di kereta, suasananya terlalu hening. Setibanya di Jakarta, mungkin fitur ini akan lebih berguna.

8. Bisa Dipanggil 'Sayang'

Kita mungkin suka lupa di mana terakhir meletakkan ponsel kita. Celakanya, ponsel kadang suka diaktifkan dalam mode standby atau silent, sehingga sulit untuk dicari meskipun kita coba meneleponnya berulang kali dengan ponsel lain.

Nah, dengan fitur baru yang diberi nama Voice Wake Up dan Remote Voice Capture yang ada di seri P8 ini harusnya kita tak perlu lagi mengalami kesulitan semacam itu.

By default, kita tinggal bilang 'Hi buddy' untuk membangunkan ponsel dari mode standby meski dalam kondisi silent sekalipun. Lalu kita panggil saja, 'Where are you?' maka sekejap ponsel ini akan menjawab di mana lokasinya sambil bergetar dan mengedipkan lampu kilat LED.

Uniknya, kita bisa sesuka hati memberi nama untuk ponsel ini. Boleh saja kita kasih nama Melissa, Grace, atau bahkan Honey atau 'Sayang'. Suka-suka kita saja. Namun lebih direkomendasikan jika menggunakan nama yang lebih mudah diucapkan dalam Bahasa Inggris.

Saat dicoba, fitur ini ternyata masih sulit diterapkan. Misalnya saat kita merekam nama panggilan. Suasana perekaman nama panggilan ini harus dalam kondisi yang hening dan senyap.

9. Kesimpulan Awal

Sejak awal peluncuran, Huawei langsung menegaskan bahwa smartphone flagship P8 merupakan kombinasi antara teknologi mutakhir dan desain berkelas. Dalam pengujian awal, detikINET cukup setuju dengan klaim yang satu itu.

Huawei P8 warna Titanium Grey dan Mystic Champagne, yang dilengkapi kombinasi RAM 3 GB dan ROM 16 GB bakal dijual dengan harga 499 euro atau sekitar Rp 7 juta.

Sementara Huawei P8 yang hadir dalam warna Carbon Black dan Prestige Gold bakal dilengkapi RAM 3 GB ditambah ROM 64 GB. Versi yang satu ini dijual seharga 599 euro atau sekitar Rp 8,2 juta.

Dengan perpaduan desain dan teknologi yang ditawarkan, harga yang disematkan untuk ponsel ini juga sejatinya tak terlalu mahal jika dibandingkan flagship sekelas Samsung Galaxy S6.

Namun demikian, diakui oleh Huawei harga ponsel ini memang belum bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Itu sebabnya, Huawei tengah bersiap untuk merilis versi lebih murahnya dalam bentuk P8 Mini atau P8 Lite.

Pilihan harga diakui masih cukup sensitif, terlebih untuk pasar Indonesia yang makin didekati serius oleh produsen asal negeri Tirai Bambu ini. Apalagi tak lama lagi, ada Zenfone 2 keluaran Asus yang menawarkan harga murah dengan spek tinggi.


Halaman 3 dari 10
(rou/fyk)