Sony Xperia Z3 Compact: Si Kecil yang Menggigit
Hide Ads

Review Produk

Sony Xperia Z3 Compact: Si Kecil yang Menggigit

- detikInet
Kamis, 15 Jan 2015 10:05 WIB
Sony Xperia Z3 Compact: Si Kecil yang Menggigit
Sony Xperia Z3 Compact (reza/detikINET)
Jakarta -

Ponsel jagoan dari sebuah merek saat ini umumnya hadir dengan layar berukuran lebih dari 5 inch. Sebagian orang menganggapnya kebesaran, namun sebagian lagi sudah merasa wajar karena dirasa sesuai dengan kebutuhan.

Tidak sedikit yang membuat versi mini dari flagship namun dengan tebusan spesifikasi yang berkurang dibanding versi originalnya. Di antara itu semua, Sony tampil beda dengan Xperia Z3 Compact.

Meneruskan versi compact yang pertama rilis pada Xperia Z1 dan skip pada Z2, Z3 tampil dengan bentuk yang kecil namun dengan spesifikasi yang hampir sama dengan Z3 versi original.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah versi compact kali ini lebih dari pendahulunya? Berikut review kami untuk Sony Xperia Z3 Compact.

1. Desain

Xperia Z3 Compact secara umum memang Xperia Z3 dalam bentuk yang lebih kecil. Bentuknya secara garis besar tidak punya perbedaan berarti.

Sistem unibodi dengan dua buah permukaan kaca yang menjadi ciri khas ponsel premium Sony masih tetap dapat ditemukan.

Sedikit perbedaan yang saya sebut sebelumnya adalah tidak adanya rangka berbahan metal pada bodi Z3 Compact. Meski begitu konstruksi yang ditawarkan tetap terasa solid.

Port micro USB, slot SIM card, sana micro SD semuanya, seperti biasa, terlindungi di balik penutup khusus. Dengan sertifikasi IP 65/68, Z3 compact masih membawa fitur anti air dan debu yang menjadi salah satu nilai jual tersendiri dari seri Xperia di lini premium.



Tombol power dan volume berada di sisi kanan bodi Xperia Z3 Compact. Dengan ukuran perangkat yang sudah tergolong kecil, posisi tengah yang menjadi lokasi tombol membuat pengoperasian perangkat terasa lebih nyaman.Β 

Tombol khusus lain yang berfungsi untuk shutter kamera juga hadir seperti pada Xperia Z3. Dengan tombol tersebut, pengambilan foto saat perangkat berada di dalam air akan menjadi lebih mudah.

2. Layar Sederhana nan Memuaskan

Ukurannya yang compact tentu merupakan salah satu kontribusi dari luas layar yang ada. Dengan bentang yang hanya 4,6 inch, layar dari Xperia Z3 Compact dilengkapi dengan resolusi HD 1280x720.

Bagi sebagian orang yang mencari ponsel dengan experience layar memukau, wajar rasanya jika Xperia Z3 Compact tidak masuk dalam daftar belanja.

Namun dengan pixel density sebesar 319 ppi, performa dari panel IPS LCD yang didukung teknologi triluminos display dan X-reality ini sudah bisa dikatakan sangat baik.

Gambar yang ditampilkan hadir dengan produksi warna yang mantab. Teks dan gambar yang ditampilkan juga terlihat tajam. Visibilitas saat dilihat dari berbagai sudut, serta saat dipakai di luar ruang juga patut diberi nilai bagus.

3. Hardware & Software

Meski hadir dengan ukuran lebih kecil, Sony tetap tidak berkompromi soal performa. Prosesor qualcomm snapdragon 801 dengan GPU Adreno 330 yang ada pada Xperia Z3 juga hadir pada versi Compact.

RAM yang ada memang sedikit turun ke angka 2 GB dari 3 GB pada versi original, tapi itu berdampak signifikan pada performa yang ditawarkan.

Transisi antar layar, multitasking, browsing, dan tugas-tugas lain yang dibebankan dapat berjalan dengan mulus.

Performa gaming dari peraih 46.050 pada Antutu ini juga ada pada level atas. Game seperti Modern combat 5 bisa dimainkan dengan lancar tanpa mengalami permasalahan berarti.
Β 
Beralih ke sisi software, OS yang terinstal secara default pada Xperia Z3 Compact sudah KitKat versi terakhir yaitu 4.4.4. Tampilan user interface yang ada tetap sama seperti seri Xperia pada umumnya. Tetap mempertahankan elemen stock Android dengan sedikit modifikasi.

Kemampuan untuk memainkan game PS4 pada Xperia Z3 compact patut menjadi highlight tersendiri. Aplikasi lifelog juga cukup unik untuk menghitung berbagai macam aktivitas yang dilakukan penggunan selama memakai perangkat.

4. Kamera yang Tetap Ganas

Bicara seri Xperia di lini premium tidak lengkap tanpa membahas soal kamera. Seperti seri sebelumnya, resolusi yang ditawarkan masih sama di angka 20,7 MP. Meski sama, tapi ada update pada kinerja software pemrosesan gambar menjadi kelebihan kamera pada seri terbaru ini.
Β 
Sama seperti sebelumnya juga, untuk dapat memaksimalkan resolusi 20,7 MP tadi, pengguna harus memakai mode manual untuk mengambil foto, itu pun dengan aspek rasio 4:3. Untuk foto yang lebih lebar, ada pilihan 15MP dengan rasio 16:9. Jika menggunakan mode auto, yang pastinya lebih simpel, resolusi foto akan ada pada angka 8MP dengan rasio 16:9.

Kualitas foto yang dihasilkan resolusi mana pun tidak punya perbedaan signifikan dan tetap tampil prima dalam kondisi cahaya memadai. Detail yang dihasilkan, sesuai ekspektasi dari resolusi yang memang besar.

Namun soal warna, akurasinya kadang tidak selalu bagus. Ada kalanya foto yang diambil menjadi terlalu terang atau over exposure. Dalam kondisi low light, hasilnya juga tetap bagus, namun tetap terdapat noise pada foto yang diambil.

Mode yang ditawarkan tidak mengalami banyak tambahan. Fitur background defocus untuk foto dengan efek blur background bekerja baik, meskipun tidak sempurna. Pilihan lain seperti AR effect, AR fun, timeshift, dan face ini juga tetap ada.

Di kamera depan yang dilengkapi resolusi 2,2 MP, kualitasnya hanya bisa dikatakan cukup. Untuk sekadar selfie dan video call masih cukup, tapi tetap tidak luar biasa.


Seperti tren terkini, Xperia Z3 Compact juga mampu merekam video 4K dengan 30 fps, 1080p 60 fps, dan 720p 120fps dengan kualitas yang baik. Berikut hasil jepretan Z3 Compact dalam berbagai momen.

5. Kesimpulan

Dengan Xperia Z3 Compact, Sony memberikan contoh bahwa versi kecil dari sebuah flagship tetap mampu tampil prima tanpa harus mengorbankan performa.

Paket prosesor, GPU, dan RAM mumpuni yang mentenagai Z3 compact sudah lebih dari cukup untuk mengakomodasi berbagai aktivitas yang mungkin dilakukan sebuah ponsel.

Meski memang layar yang ada belum menyentuh full HD, tapi hal tersebut bukan merupakan poin minus besar. Paling tidak menurut saya.

Kamera juga tetap menjadi prioritas dan tentunya tidak mengecewakan untuk digunakan mengabadikan momen.

Halaman 2 dari 6
(ash/ash)