Memang, fokus utama bagi vendor adalah bagaimana dari sisi hardware-nya untuk mengimbangi software yang mengalami perubahan yang sangat impresif. Tak melulu soal meningkatkan performa, karena Asus juga dituntut memberikan nilai lebih lainnya.
detikINET yang kedatangan laptop Windows 8 pertama ini akan mencoba mengupas pengalaman saat menjajal Asus VivoBook S400 ini, mulai dari bodi hingga berselancar dengan peranti lunaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterangan Foto-foto: (Sha/ detikINET)
Desain: Tipis, Catchy dan Ringan
|
Bagian cover Asus VivoBook S400 ini dibalut dengan warna hitam yang cukup kuat menahan goresan. Namun hati-hati, bekas tangan Anda bisa nyeplak di bagian bodi covernya. Masalah kecil yang agak menganggu memang.

Ditelusuri bodinya lebih jauh, sejumlah port disediakan di Asus S400 cukup lengkap. Terletak di bagian kanan bodi port USB, HDMI, HDMI, D-Sub dan LAN. Masih kurang? Di bagian bodi kirinya, terdapat dua port USB tambahan dengan slot untuk SD card.
Sekedar catatan, dengan bodi dan tipis tentu saja ada satu fitur yang dibuang di laptop ini, yakni tidak adanya tempat untuk DVD. Sudah bukan zamannya lagi, rasanya sebagai laptop bisnis, alat pemutar cakram itu tidak dibutuhkan.
Bicara mengenai mengetik, keyboard yang ada pada Asus S400 terbilang mumpuni. Papan ketik jenis chiclet ini sangat nyaman untuk dipakai buat melakukan beberapa aktivitas.
Sisi engsel di laptop ini juga sangat kokoh, termasuk tambahan fungsi untuk membuka laptop di penggiran ujung layarnya. Di sisi lain, kehadiran speaker SonicMaster sangat berkelas dan membuatnya menjadi nilai tambah yang sangat berguna.
Layar sentuh kurang responsif
|
Sisi postiff kotak warna itu ternyata mampu membuat mata tak gampang lelah saat berlama-lama di depan layar.
Menariknya, karena Windows 8 mampu dioptimalkan untuk tablet dan laptop sekaligus. Asus membuat layar di S400 ini mode layar sentuh. Ya, selain papan ketik qwerty, pengguna bisa juga bermain-main dengan layar touch screen.
Namun sangat disayangkan adalah, terdapat beberapa kekurangan touch screen Asus S400 ini. Pertama, layarnya yang kurang responsif. Sehingga bila ingin memindahkan kursor atau memasuki aplikasi perlu kerja extra keras.
Satu catatan, layar sentuhnya dapat berfungsi dengan baik bila dilakukan dengan sentuhan yang lembut tanpa ditekan terlalu dalam. Jadi, buat pengguna lelaki rasanya, perlu belajar adaptasi.
Kedua, karena bukan tipe layar yang bisa dicopot dari bodinya. Saat melakukan aktivitas layar sentuh pun kurang nyaman, karena tidak ada kick-stand untuk menahan belakangnya.
Sehingga yang terjadi adalah, laptop akan njengkang ke belakang saat ditekan terlalu keras.
Tapi ada keuntungan yang bisa didapatkan dari layar sentuh ini, berselancar di browser sedikit terbantu sebagai pengganti scroll mouse. Lebih dari itu, aplikasi di Windows Store terdapat yang dimaksimalkan untuk layar sentuh juga.
Si Kotak-kotak Windows 8
|
Tidak hanya dari segi tampilan antarmukanya, printilan sebelumnya ada di OS sebelumnya pun mengalami perubahan.
Perubahan pertama tentu saja cara berselancarnya, yang kini tak lagi konvensional dengan satu halaman muka saja. Ya, Windows 8 hadir dengan halaman yang bisa dikustomisasi dan digunakannya tak ke atas bawah lagi, tapi menyamping.
Dengan Windows 8 ini juga, kini pengguna dapat mengubah posisi laptop tidak hanya dalam posisi potrait saja namun juga landscape. Kamera depan pun dapat dimaksimalkan dengan Skype yang kini sudah menjadi milik Microsoft.
Perubahan yang menarik tentu saja kehadiran Windows Store. Ya, walaupun agak sedikit meniru laptop buah digigit, ini setidaknya suatu kemajuan. Karena setidaknya ini membuat laptop berbasis Windows tak lagi mononton. Semua kebutuhan, mulai dari bisnis sampai dengan entertaimen bisa dengan mudah didapatkan, cukup di-download saja.
Selain itu ada juga fitur yang disebut Live Tiles di peranti lunak ini. Ini membuat ikon-ikon tertentu di laptop dapat bergerak. Bukan sembarangan gerakan memang, karena ini merupakan isi berita terbaru dari pesan jejaring sosial atau berita yang telah dipasangkan sebelumnya.
Performa Ciamik
|
Khusus untuk laptop ini, vendor asal Taiwan tersebut membenamkan dengan prosesor Intel Core i3-3217U 1,8 GHz.
Jika dilihat dari skor pada Windows Experience Index, laptop ini terlihat lebih dari cukup. Nilai prosesor mencapai 6,3, sedangkan skor terendah terdapat di kartu grafis sekitar 4,7.
Dengan amunisi tersebut, tentu saja sangat mudah bagi laptop ini melahap film dalam format .mkv yang berkuran 40 GB atau yang berkualitas sekelas high definition (HD). Tak jadi soal dengan aplikasi lain, aplagi ditambah denga sokongan RAM 4GB.
Soal daya tahan baterai, sejatinya tak ada masalah. Karena saat dijajal detikINET untuk memutar film-film berkualitas tinggi sembari sesekali membuka browsing dan pekerjaan lainnya.
Waktu kurang lebih 4 jam dapat dimanfaatkan dari posisi charging penuh.