Menteri Agama Merasa Bodoh Pakai Twitter
Hide Ads

Menteri Agama Merasa Bodoh Pakai Twitter

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 22 Mar 2016 16:10 WIB
Soleh Solihun, Ganjar Pranowo dan Lukman Hakim Saifuddin (detikINET/Rachmatunnisa)
Jakarta -

Sebagai salah satu pengguna Twitter aktif, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin punya cerita menarik ketika menggunakan layanan mikroblogging tersebut.

Di acara ulang tahun Twitter ke-10 tadi malam (21/3/2016), satu panggung bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Lukman bercerita bahwa dia pertama kali diperkenalkan Twitter oleh keponakannya.

Meski awalnya sempat bingung, lama-lama pria berkacamata ini menemukan keasyikan tersendiri dengan bermain Twitter. Apalagi dengan keunikan batasan 140 karakter yang menurutnya memancing kreativitas mengolah kata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah sekian lama main Twitter, saya merasa bodoh," kata Lukman.

Pernyataan ini tentu saja memancing penasaran hadirin, termasuk Stand Up Comedian Soleh Solihun yang menjadi moderator talk show sehingga langsung menanyakan sebabnya.

"Karena banyak orang pintar, berwawasan luas pakai Twitter. Begitu banyaknya orang pintar berbagi. Mem-follow mereka, saya jadi kaya informasi. Twitter jadi semacam sekolah kedua bagi saya," kata Lukman.

Dengan sekitar 200-an follower di akun @lukmansaifuddin, Lukman tak menampik adanya haters. Memilih tak ambil pusing, dia punya cara tersendiri menghadapinya.

"Cukup hiraukan saja. Saya tidak pernah sampai nge-block orang. Saya gak habis pikir orang yang nge-block, betapa seriusnya orang itu," kata Lukman. Β 

Sekali waktu, Lukman juga pernah menjadi sasaran haters ketika memposting tweet soal move on. "Gak sadar banyak orang mengartikan macam-macam, jadi banyak yang baper dan saya di-bully," kisah Lukman.

Ucapannya ini sempat menjadi bahan candaan bagi moderator Soleh Solihun. "Pak Lukman ini Menteri Agama paling gaul. Menyebut kata 'move on' dan 'baper' sekaligus dalam satu kalimat," kata Soleh yang langsung memancing tawa hadirin.

Padahal, dikatakannya bahwa topik move on yang ditulisnya terinspirasi dari salah satu rekan di lingkungan Kementeriannya, sama sekali tidak bermaksud menyindir pihak.

"Tapi ya jadi saya diwanti-wanti agar berhati-hati kalau ngetweet. Dan mengingat ini (Twitter) juga adalah ruang publik, bersikaplah santun," sarannya.

(rns/ash)