Gamma, 'Tony Stark' Muda dari Bintaro
Hide Ads

#dnewgeneration

Gamma, 'Tony Stark' Muda dari Bintaro

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Senin, 16 Nov 2015 10:27 WIB
Gamma Abdurrahman Thohir (dok. Adaro)
Jakarta -

Di saat kebanyakan remaja sekolah seusianya lebih memilih aktif bergaul di media sosial atau jalan-jalan di mal, pelajar kelas 10 dari sekolah Global Jaya, Bintaro, ini malah lebih sering berkutat di lab layaknya Tony Stark di film Iron Man.

Anak muda ini punya nama Gamma Abdurrahman Thohir. Sejak kecil, ia memang gemar dengan segala hal berbau elektronik. Hingga suatu ketika, hobinya pun berkembang jadi sesuatu yang lebih berguna untuk masyarakat luas.

Di usianya yang menginjak 15 tahun, Gamma sudah bisa membantu desa-desa tertinggal yang belum merasakan energi listrik. Desa Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, adalah desa terpencil yang menjadi target Gamma untuk dibantu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat Ciptagelar. Keberadaan listrik akan ikut menumbuhkan usaha-usaha kecil yang bermanfaat bagi peningkatan ekonomi desa," ujarnya saat mempresentasikan proyeknya di @america, Pacific Place, Jakarta.

Gamma bercerita, awal mula ia terinpirasi untuk memulai proyek yang dinamai Microhydro for Indonesia Project itu bermula dari ketertarikannya sejak kecil dalam bidang energi. Mainan elektronik selalu menjadi sumber rasa ingin tahunya yang besar.

Ia pun menyadari bahwa di Tanah Air terjadi ketidakseimbangan bagi masyarakat kota dan desa. Masih banyak masyarakat desa terpencil yang belum teraliri listrik. Kemudian riset demi riset pun ia cari.

Barulah ia menemukan teknologi mikrohidro, yang ia anggap bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Ternyata ia menjadikan Microhydro for Indonesia Project sebagai tugas akhir kenaikan kelas.

Selain itu, Gamma menambahkan, desa Ciptagelar memiliki keindahan alam dan keunikan tersendiri baginya. "Aku tertarik karena desanya unik. Sudah ada stasiun televisi, radio, tapi listrik masih belum rata," tambahnya.



Institusi Bisnis Kerakyatan (IBEKA) dan CV Cihanjuang Inti Teknik menjadi tempat remaja kelahiran tahun 2000 itu belajar pembangkit MicroHydro. Inisiatif Microhydro for Indonesia Project itu ternyata menggerakkan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) untuk memberikan pendampingan demi keberhasilan proyek tersebut.
 
"Kami turut bangga dengan proyek yang diinisasi oleh Gamma, yang akan dipersembahkan untuk masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Semoga Microhydro for Indonesia dapat menginspirasi anak-anak muda lainnya terus belajar dan akhirnya mampu berkontribusi nyata dengan melakukan seusatu untuk sebuah perubahan yang lebih baik," ujar Direktur YABN, Okty Damayanti.
 
Okty menambahkan, sepanjang sejarah YABN membina pemuda, Gamma menjadi pelajar pertama melakukan proyek yang dianggap luar biasa. "Selama ini kebanyakan mahasiswa. Ini bukan proyek biasa. Ini pertama kalinya anak seusia Gamma melakukan ini," sebutnya.
 
Gamma menargetkan pembangkit microhydro berkapasitas sekitar 30-40 KW yang dikerjakannya, akan beroperasi pada Juli 2016. Gamma juga mengajak teman-teman seusianya yang berminat untuk ikut menyempurnakan proyek tersebut.

Rentang waktu hingga Juli tahun depan, Gamma akan melakukan riset lebih lanjut, termasuk estimasi biaya. Ia pun mengatakan, program ini terbuka untuk umum jika ingin berkontribusi membantu pembiayaan proyek.

Pembangkit listrik mikro hidro yang Gamma cetuskan masih dalam tahap peninjauan lebih lanjut dan persiapan penggalangan dana melalui crowdfunding secara online. Rencananya, inisiasi Micro Hydro for Indonesia ini siap beroperasi pada Juli 2016.
 
“Kalau ada yang sponsor, kita terbuka. Untuk sekarang masih independen,” katanya. Dukungan untuk proyek #microhydroID dapat diberikan melalui email maupun media sosial: microhydro.id@gmail.com, Twitter @microhydro_id, Instagram: @microhydro_id, Facebook Fanpage: Microhydro for Indonesia

Dalam perjalanannya menjadi inovator muda yang berkutat dengan sumber daya energi, Gamma bisa saja disandingkan dengan Tony Stark, tokoh fiksi Marvel yang menciptakan energi listrik untuk baju zirah Iron Man.

Namun idolanya bukan cuma anggota The Avengers itu. Ada figur sukses lain di dunia nyata yang jadi sumber inspirasinya. Dia tak lain adalah Thomas Alva Edison, sang penemu bohlam lampu yang berhasil mengubah dunia.

"I’ve never failed, I just found 10.000 unsuccesful ways." Kalimat penuh percaya diri dari sang idolanya itu pula yang membuat Gamma yakin, di balik setiap kegagalan yang ditemuinya, akan berbuah kesuksesan suatu saat nanti.

Selamat berjuang, Gamma!



(rou/rou)