Batu dari Antariksa Meledak di Langit Tokyo, Setara 165 Ton TNT
Hide Ads

Batu dari Antariksa Meledak di Langit Tokyo, Setara 165 Ton TNT

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 05 Jul 2020 09:50 WIB
Beberapa bulan terakhir ini bumi terus dihujani oleh partikel asteroid dari luar angkasa. Setidaknya ada fenomena alam yang indah untuk dinikmati seperti hujan meteor Lyrids dan Eta Aquarids. 

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membagikan kalender astronomi yang akan terjadi pada bulan Mei ini. Salah satunya adalah fenomena alam hujan meteor Eta Aquarids yang terjadi tadi malam dan beberapa hari kedepan.
Batu dari Antariksa Meledak di Langit Tokyo, Setara 165 Ton TNT. Foto: Ilustrasi/Getty Images/Dan Kitwood
Jakarta -

Langit Tokyo, Jepang diterangi oleh sebuah objek luar angkasa yang meledak pada Kamis (2/7) pagi waktu setempat. Ledakan ini menimbulkan suara sangat keras sehingga masyarakat yang mendengar langsung ramai di media sosial.

Ada yang mengira ledakan tersebut berasal dari tetangga mereka. Beberapa orang yang masih terjaga mengaku melihat langit mendadak dipenuhi cahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang saksi mata bernama Daichi Fujii, menangkap cahaya dari bintang jatuh itu melalui kamera yang dipasang di rumahnya. Fujii menyebutkan bintang itu lewat dari barat ke timur.

ADVERTISEMENT

Dalam video yang dipostingnya dan beredar luas di Twitter, tampak cahaya spektakuler berwarna hijau keunguan terbang melintasi langit. Peristiwa tersebut terjadi beberapa detik sekitar pukul 02:30 waktu setempat.

Dampak dari peristiwa yang diduga kuat sebagai tabrakan asteroid kecil dengan atmosfer Bumi ini juga terekam oleh sejumlah stasiun pemantauan infrasonik yang didirikan di berbagai negara dan diawasi oleh Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization.

Dikutip dari CNET, Lembaga Meteor Internasional (International Meteor Organization/IMO) melaporkan bahwa meteoroid itu terlihat dari sebagian besar wilayah Kanto, Jepang.

"Kami dapat menghitung sumber energi asteroid yang masuk sekitar 165 ton atau 150 metrik ton TNT," tulis IMO dalam blog resmi mereka.

IMO memperkirakan batu luar angkasa itu kemungkinan berdiameter 1,6 meter dengan massa sekitar 1,8 ton. Sebagai perbandingan, meteoroid yang meledak di Rusia pada 2013 dan meledakkan ribuan jendela di kota Chelyabinsk, kemungkinan 10 hingga 20 kali lebih besar.

Fenomena bola api di langit menurut astronomi adalah kejadian umum. Meski demikian, batu luar angkasa yang cukup besar dan menghasilkan ledakan sonik cukup jarang, terutama ketika melewati salah satu kota terbesar di dunia.




(rns/rns)