TikTok Dilarang, Download Aplikasi Lokal India Langsung Meroket
Hide Ads

TikTok Dilarang, Download Aplikasi Lokal India Langsung Meroket

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 05 Jul 2020 07:46 WIB
Logo Tiktok
TikTok Dilarang, Download Aplikasi Lokal India Langsung Meroket. Foto: screenshot
Jakarta -

TikTok pantas cemas kepopulerannya di India bisa merosot pasca diberlakukannya pelarangan aplikasi asal China. Sebab, pesaing mereka, Roposo, yang merupakan pemain lokal jadi pilihan alternatif pengguna internet di negeri Bollywood tersebut.

Seperti diketahui, TikTok masuk ke dalam 59 aplikasi China yang dilarang diakses di India. Larangan tersebut menyusul bentrokan antara tentara China dan India yang terjadi di perbatasan Himalaya, meski pemerintah India menyatakan alasan pemblokiran aplikasi adalah keamanan data pengguna.

Sejak diterapkan larangan tersebut pada Selasa (30/6) lalu, Roposo langsung dibanjiri 22 juta pengguna baru dalam waktu 48 jam saja, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Roposo adalah aplikasi berbagi video asal India yang konsepnya tak berbeda jauh dengan TikTok. Bila ditengok sejarahnya, Roposo sebenarnya lebih tua dua tahun. Tetapi bila dilihat kepopulerannya, TikTok lebih mentereng.

Lonjakan pengguna baru Roposo tersebut membuat tim yang berada di belakangnya ekstra kerja keras, khususnya dalam menjaga kualitas layanan.

"Dalam beberapa hari terakhir saya tidur selama total lima jam, demikian juga seluruh tim kami. Bebannya sangat banyak, namun kami hanya ingin memastikan bahwa pengalaman pengguna bisa semulus mungkin," kata pendiri perusahaan Mayank Bhangadia.

Sebelum pelarangan TikTok dan aplikasi asal China oleh pemerintah India, jumlah unduhan Roposo di Play Store hanya sekitar 50 juta. Saat ini, yang men-download aplikasi tersebut melonjak dengan total lebih dari 80 juta. Bhangadia menargetkan dapat menjaga momentum ini dan mencapai 100 juta unduhan.

Berbasis di Bengaluru, India, Roposo memiliki 200 staf. Dengan meningkatnya popularitas, perusahaan mereka berencana untuk memperkerjakan sebanyak 10.000 orang dalam dua tahun ke depan.




(agt/rns)