Kirim Astronaut ke ISS, NASA Bayar Rusia Rp 1,2 Triliun Per Kursi
Hide Ads

Kirim Astronaut ke ISS, NASA Bayar Rusia Rp 1,2 Triliun Per Kursi

Agus Tri Haryanto - detikInet
Sabtu, 06 Jun 2020 12:03 WIB
A NASA helicopter escorts the crew to Launch Pad 39-A, Wednesday, May 27, 2020, at Kennedy Space Center in Cape Canaveral, Fla. Two astronauts will fly on the SpaceX Demo-2 mission to the International Space Station scheduled for launch Wednesday. (AP Photo/David J. Phillip)
Kirim Astronaut ke ISS, NASA Bayar Rusia Rp 1,2 Triliun Per Kursi. Foto: AP/David J. Phillip
Jakarta -

Di penghujung tahun ini, NASA berencana untuk mengirimkan astronautnya lagi. Bukan dengan SpaceX, tetapi akan kembali menggunakan jasa dari Roscosmos.

Hal itu dikarenakan kedua belah pihak telah terikat kontrak untuk misi peluncuran astronaut NASA Kate Rubins.

Sebelumnya, NASA memang menjalin kerja sama dengan Roscosmos untuk mengangkut astronaut mereka ke ISS. Pilihan itu dilakukan, setelah NASA memberhentikan program peluncuran astronaut sejak sedekade yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT



Dikutip dari Forbes, Sabtu (6/6/2020) Rubins dijadwalkan mengangkasa bersama dua kosmonot lainnya, yaitu Sergey Ryzhikov dan Sergey Kud-Sverchkov. Mereka akan meluncur pada 14 Oktober 2020 menggunakan pesawat antariksa Soyuz dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.

Menariknya dalam pengumuman peluncuran kali ini terungkap harga per kursi yang dibanderol Roscomos terhadap NASA. Untuk menerbangkan Rubins ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), NASA harus merogoh kocek sebesar USD 90 juta atau Rp 1,2 triliun dengan kurs USD 1 = Rp 14.008.

"Kontrak ini bernilai USD 90 juta untuk misi kru tunggal pada musim gugur 2020, termasuk semua pelatihan dan persiapan yang diperlukan untuk peluncuran, operasi penerbangan, pendaratan, penyelamatan kru untuk misi jangka panjang, serta beberapa pengiriman kargo awak terbatas ke dan dari stasiun," papar Juru Bicara NASA Stephanie Schierholz.

Rubins diproyeksikan akan tinggal selama enam bulan di ISS sebagai engineer penerbangan dan menjadi member dari kru Expedition 63/64.

Pada misi berawak berikutnya, NASA berkeyakinan nantinya tidak akan bergantung lagi kepada Soyuz, di mana diharapkan penyedia kru komersial AS ada pada 2020/2021.




(agt/afr)