Sindir Zoom, Telegram Bakal Hadirkan Fitur Panggilan Video Grup Tahun Ini
Hide Ads

Sindir Zoom, Telegram Bakal Hadirkan Fitur Panggilan Video Grup Tahun Ini

Virgina Maulita Putri - detikInet
Senin, 27 Apr 2020 04:13 WIB
Telegram
Sindir Zoom, Telegram Bakal Hadirkan Fitur Panggilan Video Grup Tahun Ini (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Minggu ini Telegram merayakan pencapaian jumlah penggunanya yang tembus 400 juta pengguna aktif. Bersamaan dengan perayaan itu, mereka juga mengumumkan fitur yang paling populer di tengah pandemi virus Corona yaitu panggilan video untuk grup.

Dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (26/4/2020) kedatangan fitur ini diumumkan langsung oleh pendiri Telegram Pavel Durov dalam postingan blog-nya.

Durov mengatakan layanan panggilan video grup yang ada saat ini hanya menawarkan salah satu dari keamanan atau kegunaan. Tapi fitur yang dimiliki Telegram nanti akan menawarkan keduanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lockdown global yang terjadi saat ini menyoroti kebutuhan alat komunikasi video yang bisa dipercaya," tulis Durov dalam blog tersebut.

"Ada beberapa aplikasi yang amat atau dapat digunakan, tapi tidak keduanya. Kami ingin memperbaikinya, dan kami akan fokus untuk membawa panggilan video grup yang aman pada tahun 2020," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Durov hanya mengatakan bahwa fitur ini akan meluncur di tahun 2020, tapi ia tidak memberikan tanggal yang spesifik. Bisa jadi fitur ini baru akan meluncur saat kebijakan lockdown di beberapa negara mulai dilonggarkan.

Klaim Telegram bahwa layanan panggilan video grup saat ini hanya menawarkan keamanan atau kegunaan tentu merupakan sindiran terhadap Zoom. Layanan konferensi video tersebut memang dilanda banyak masalah keamanan dalam beberapa bulan terakhir.

Klaim Zoom yang mengatakan bahwa layanannya menawarkan enkripsi end-to-end ternyata tidak benar. Belum lagi pengaturan privasinya memudahkan tamu tidak diundang untuk mengganggu pembicaraan, atau yang dikenal dengan istilah Zoombombing.

Walau begitu, Telegram juga mendapat kritik tajam dari komunitas keamanan dan privasi, terutama karena enkripsi end-to-end di platform-nya tidak diaktifkan secara default.

Dalam postingan yang sama, Durov mengatakan jumlah pengguna aktif bulanan Telegram mencapai 400 juta, setahun setelah mencapai 300 juta pengguna.

Telegram juga mendapatkan 1,5 juta pengguna baru setiap harinya, dan mereka mengklaim menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh di lebih dari 20 negara. Tapi pencapaian Telegram masih kalah jauh jika dibanding WhatsApp yang memiliki 2 miliar pengguna hingga Februari 2020.




(vmp/fay)