Aplikasi Halodoc dibuat Jonathan untuk membantu menghilangkan ketidaknyamanan dalam mendapatkan informasi kesehatan serta meminimalisir waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Sebelum mengembangkan platform teknologi di bidang kesehatan, ia merupakan seorang medical representative. Tugasnya yaitu mengenalkan produk-produk medis kepada dokter untuk digunakan dalam menangani pasien.
"Jadi kita lihat di dunia kesehatan indonesia by default banyak tantangan untuk mengaksesnya. Waktu saya lihat itu saya merasa, bisakah saya memberikan kontribusi (dalam layanan kesehatan) dengan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki," kata Jonathan dalam perbincangan virtual bersama Budi Adiputro di Lenovo ThinkBook CEO Talks.
Keraguan dari orang terdekatnya sempat muncul saat ia hendak memulai pengembangan aplikasi Halodoc. Namun, tekadnya sudah bulat untuk merealisasikan idenya tersebut. Jadilah ia mengawali pembuatan Halodoc pada tiga tahun lalu.
"Waktu saya ngerjain (aplikasi) Halodoc baru married, untuk melepaskan (pekerjaan lama) itu big risk dari segala bentuk kenyamanan materi dan nonmateri. Saya pemikirannya cuma satu, umur saya masih tergolong muda, kalau mau ngerjain momentumnya sekarang. Kalau nunggu nanti momentumnya hilang dan umur saya udah gak mampu, (jadi) saya harus melakukannya," ulas Jonathan.
Dalam perjalanannya merintis Halodoc, ia berkali-kali mengalami kegagalan. Salah satu kesalahan terbesarnya, kata Jonathan, dia hanya memikirkan solusi tanpa memahami masalah dalam bidang yang ia geluti.
"Tahun 2017 jumlah iterasi kami tuh 200 kali. Iterasi tuh berarti perubahan 200 kali, berarti 200 kegagalan karena kita ada perubahan kecil perubahan kecil yang harus kita perbaiki. Enam bulan (merintis aplikasi Halodoc), kita buat launching gede-gedean, yang pakai cuma dua (orang). Bukan 2 juta atau 200 ribu orang," ungkap Jonathan.
Setelah melalui masa-masa yang sulit itu, Jonathan semakin memahami masalah yang dihadapi masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan. Dari situ, Halodoc berkembang dan menawarkan solusi dengan berbagai fitur pada aplikasi.
Di akhir perbincangan, Jonathan membeberkan dua kunci utama dalam keberhasilannya. Pertama, yaitu melihat akar masalah di bidang yang hendak digeluti secara menyeluruh. Kedua, menguatkan relasi lewat hubungan pertemanan. Ia mengatakan, Halodoc berhasil dikembangkan dengan dukungan jaringan pertemanan yang dimiliki Jonathan dengan para dokter dan pelaku industri kesehatan lainnya.
Kejelian Jonathan membaca peluang kebutuhan akan pelayanan medis dan memahami masalah yang ditemui oleh masyarakat, sama dengan yang dilakukan Lenovo dalam membuat laptop Lenovo ThinkBook. Perangkat Lenovo ThinkBook didesain khusus karena melihat peluang kebutuhan Milenial dan Gen Z yang membutuhkan perangkat kerja dengan performa, keamanan, dan konektivitas yang dapat mendukung produktivitas serta kolaborasi dalam pekerjaan, tanpa meninggalkan desain yang modern.
Lenovo ThinkBook memiliki performa mumpuni untuk menjalankan berbagai program pendukung pekerjaan dengan waktu proses cepat. Fitur smart power on dengan finger print memudahkan pengguna untuk masuk ke sistem dan menonaktifkan laptop dengan cepat. Layar FHD 14 inci dengan rasio screen to body mencapai 80 persen menghadirkan visual yang jelas membuat penggunanya lebih fokus dalam melakukan pekerjaan.
Sistem keamanan komprehensif Lenovo, ThinkShield melindungi privasi pengguna Lenovo ThinkBook tanpa mengurangi produktivitas. Lenovo melengkapi produknya ini dengan sistem operasi Windows 10 dan prosesor mutakhir dari Intel untuk menjalankan bermacam pekerjaan secara sekaligus.
Kualitas video dan audio yang brilian, dilengkapi hot keys khusus untuk menjawab dan mengakhiri conference call hanya dengan menekan satu tombol membuat Lenovo Thinkbook memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi untuk menjalin kolaborasi dalam bekerja.
Dari sisi ketangguhan perangkat, Lenovo ThinkBook telah teruji dengan metode MIL-STD-810G. Hasil pengujian tersebut diketahui laptop ini memiliki ketahanan terhadap getaran dan suhu ekstrem sehingga mampu dioperasikan di berbagai kondisi lingkungan. Membuat laptop tersebut cocok untuk dipakai berpindah-pindah tempat kerja. Guncangan atau sedikit benturan dalam perjalanan tidak menjadi masalah besar untuk Lenovo ThinkBook.
Lenovo ThinkBook merupakan perangkat kerja yang andal untuk membantu bermacam pekerjaan. Terlebih di era modern, sejumlah profesi seperti programmer, digital marketing, data analyst, dan masih banyak lagi membutuhkan kolaborasi yang solid dengan sesama staf maupun antardivisi untuk mencapai target pekerjaan. Lenovo ThinkBook membantu para pekerja di bidang-bidang tersebut melakukan koordinasi secara virtual tanpa hambatan.
Untuk kamu yang ingin menyaksikan tayangan lengkap perbincangan Jonathan Sudharta dengan Budi Adiputro dalam program Lenovo ThinkBook CEO Talks dapat melihat tautan video berikut.
(adv/adv)