Istri Bill Gates: Psikis Manusia Berubah Usai Pandemi Corona
Hide Ads

Istri Bill Gates: Psikis Manusia Berubah Usai Pandemi Corona

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 13 Apr 2020 08:32 WIB
SUN VALLEY, ID - JULY 11:  Billionaire Bill Gates, chairman and founder of Microsoft Corp., and his wife Melinda attend the Allen & Company Sun Valley Conference on July 11, 2015 in Sun Valley, Idaho. Many of the worlds wealthiest and most powerful business people from media, finance, and technology attend the annual week-long conference which is in its 33rd year.  (Photo by Scott Olson/Getty Images)
Bill Gates dan Melinda. Foto: Scott Olson/Getty Images
Jakarta -

Setelah pandemi virus corona berakhir, akan ada yang berubah di kehidupan orang-orang, terutama yang berkaitan dengan psikis. Begitu yang diungkapkan istri Bill Gates, Melinda Gates.

"Saya berpikir akan ada hal-hal yang berubah secara permanen. Psikis kita akan berubah secara permanen. Kita melakukan beberapa hal tentang bagaimana lebih banyak rapat secara online. Kita belajar bagaimana memperhatikan satu sama lain," ujar Melinda dalam wawancara dengan Business Insider, Senin (13/4/2020).

Merebaknya COVID-19 memang berdampak pada cara bekerja dan hidup, di mana rutinitas keseharian banyak dilakukan di rumah. Tak sedikit dari mereka juga memanfaatkan teknologi untuk melakukan pertemuan secara online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada juga yang ramai berduyun-duyun untuk membantu para lansia di kota masing-masing dengan mengirimkan makanan atau menghubungi para lansia tersebut untuk mengetahui kondisinya.

Bersama Bill Gates, Melinda mendirikan Yayasan Bill & Melinda Gates. Yayasan tersebut dibentuk untuk mendukung usaha-usaha yang berkaitan dengan kesehatan global, seperti memberantas polio sampai mengatasi wabah ebola.

ADVERTISEMENT

Belum lama ini juga, Yayasan Bill & Melinda Gates telah menyumbangkan sebesar USD 100 juta untuk menangani COVID-19 yang telah menjangkit mayoritas negara di dunia.

Melinda mengungkapkan kita harus mengubah pola pikir dan menyadari bahwa semuanya termasuk ke dalam sebuah komunitas global karena saling terhubung. "Saya berharap kita berubah menyadari bahwa kita adalah komunitas global," ucap Melinda.

Pernyataan Melinda yang pernah berkunjung ke Indonesia itu untuk menstimulus pola pikir guna membantu rencana dunia untuk mengatasi lebih banyak ancaman pandemi di masa depan.

"Kita ada komunitas global. Orang bepergian. Kita mengetahui bahwa sebagian besar penduduk New York terinfeksi setelah mereka kembali dari Eropa. Kita harus merencanakan hal-hal ini sebagai komunitas global di masa depan," tuturnya.

Saat ditanya, apakah kondisi dunia akan kembali normal? "Tidak ada yang benar-benar tahu jawabannya. Itu benar-benar ketika kita mendapatkan vaksin dalam skala besar yang bisa memakan waktu sekitar 18 bulan," jawabnya.




(agt/fyk)