Jika biasanya pencarian alien dilakukan dengan mengirim misi ke luar angkasa, justru berbeda dengan pendapat atrobiologis Kevin Hand. Ia memilih untuk melakukan eksplorasi di bawah laut Bumi.
Hand, Director of the Ocean Worlds Lab di Jet Propulsion Laboratory (JPL) milik NASA menjelaskan mengapa itu menjadi pilihannya dalam mencari mahluk hidup asing kepada National Geographic.
"Jika kita memahami dari kehidupan di Bumi, jika kamu menemukan air, maka biasanya kamu akan menemukan kehidupan. Dan laut-laut yang ada di Bumi berpotensi menampung banyak air. Mereka adalah tempat yang sangat menarik untuk mencari kehidupan yang hidup saat ini - kehidupan yang masih ada - bukan fosil kehidupan yang sudah punah," ucapnya.
Menurut Hand, ia ingin memahami mengenai biokimia kehidupan yang mendasar. Ia juga bertanya-tanya adakah perbedaan dari DNA, RNA, dan protein jika seandainya memang terbukti ditemukan ada kehidupan di bawah laut yang belum pernah kita temukan sebelumnya.
Lebih lanjut, Hand mengatakan ia tertarik untuk mendalami laut yang di ada sekitar Eropa. Tentunya hal ini dilakukan berdasarkan alasan.
Pertama, dikarenakan lautan Eropa sudah ada lama sejak sejarah terbentuknya tata surya. Dengan laut yang stabil dan telah lama ada, akan sangat penting bagi mahluk hidup apapun yang bertahan hidup di dalam laut.
Kedua, Hand dan tim memiliki data di mana lautan Eropa punya dasar laut yang berbatu yang mana mungkin mengandung hydrothermal yang bisa menghembuskan cairan dan gas yang kerap dimakan mikroba. Tempurung es di Eropa juga mengandung senyawa yang dapat membantu memberi makan kehidupan di laut di bawah ini.
"Sekarang, jauh sebelum kita masuk ke lautan alien di luar Bumi, kita harus melakukan segala macam pengembangan dan pengujian teknologi baru di lautan kita. Win-win untuk mengembangkan alat yang diperlukan saat mengeksplorasi luar Bumi sambil juga melakukan eksplorasi dan melakukan penemuan di Bumi," ujar Hand.
Sejauh ini sudah ada dua teknologi yang gunakan untuk mencari kehidupan bawah laut yakni Bouyant Rover untuk pencarian bawah es, dan Orpheus yang mana hasil kerjasama JPL dan Woods Hole Oceanographic Institution.
(ask/fay)