Semenjak merebaknya virus corona, aplikasi video conference Zoom banyak diburu. Namun di sisi lain ada isu privasi dan keamanan menerpa perusahaan tersebut.
CEO Zoom Eric S. Yuan berbicara blak-blakan terkait laju aplikasi besutannya yang melaju sangat pesat, sehingga ada hal yang menurutnya salah langkah.
"Kami bergerak terlalu cepat dan kami salah langkah," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan CNN yang dikutip dari The Verge, Senin (6/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah belajar dari pengalaman dan kami mengambil langkah untuk fokus pada privasi dan keamanan," ucapnya.
Privasi dan keamanan merupakan hal yang sangat penting bagi pengguna dalam memanfaatkan sebuah layanan. Seiring dengan banyak yang menggunakan Zoom, belakangan ada kasus orang tak dikenal nimbrung saat meeting online.
Eric pun menyampaikan permintaan maafnya kepada pengguna Zoom karena telah lalai dalam memperhatikan privasi dan keamanan di layanannya.
Perusahaan telah mengambil kebijakan untuk 90 hari ke depan bahwa Zoom tidak akan menambahkan fitur anyar guna memperbaiki masalah yang menerpanya. Adapun, Zoom juga telah menghentikan fungsi pengiriman data ke Facebook yang dipersoalkan banyak pihak.
Dampak yang dirasakan, perusahaan pesawat antariksa milik Elon Musk, SpaceX, melarang karyawan menggunakan Zoom. Begitu juga dengan sekolah di New York, AS, yang mulai melarang penggunaan aplikasi video conference tersebut.
Diketahui, pandemi COVID-19 membuat Zoom banyak diandalkan pegawai maupun pejabat lantaran mudah digunakan saat ingin meeting jarak jauh. Eric mengklaim pada bulan Maret, setiap harinya ada 200 juta meeting digelar melalui Zoom.
(agt/fay)