Ilmuwan Ini Yakin Corona Lolos dari Laboratorium China
Hide Ads

Ilmuwan Ini Yakin Corona Lolos dari Laboratorium China

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 23 Feb 2020 09:23 WIB
Wabah virus corona turut membuat kota Daegu di Korea Selatan menjadi sepi. Berbagai aktivitas di kota itu pun dihentikan untuk sementara waktu.
Upaya menangkal virus corona. Foto: AP Photo
Jakarta -

Dari mana asal muasal virus corona masih menjadi spekulasi dan dikemukakan beberapa teori. Terbaru, seorang ilmuwan yakin virus tersebut lolos dari laboratorium milik China sendiri.

Steven W. Mosher selaku President of the Population Research Institute dalam kolomnya mengemukakan teori itu dengan beberapa dukungan. Ia menyebut dalam pertemuan darurat Jumat silam, presiden China Xi Jinping menyinggung pula soal keamanan laboratorium

"Sistem nasional untuk mengontrol biosekuriti harus diterapkan untuk melindungi kesehatan warga, kata Xi, karena keamanan lab adalah keamanan nasional," tulis Steven.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Xi tak mengakui coronavirus lolos dari salah satu laboratorium di negeri itu. Tapi di hari selanjutnya, bukti muncul mengindikasikan ini yang terjadi, kala Kementerian Sains dan Teknologi memberi arahan memperkuat manajemen biosekuriti di laboratorium mikrobiologi yang menangani virus maju seperti corona," papar dia.

Terlebih lagi, laboratorium mikrobiologi Level 4 yang punya alat untuk mengendalikan corona, bernama National Biosafety, adalah bagian dari Wuhan Institute of Virology. Wuhan adalah kota di mana corona berasal

ADVERTISEMENT

"Kemudian, pakar senjata biologi top dari Tentara Kemerdekaan China, Mayjen Chen Wei, diminta ke Wuhan untuk membantu upaya menangkal wabah. Menurut PLA Daily, Jenderal Chen meneliti corona sejak wabah SARS di 2003, juga Ebola dan anthrax," cetusnya.

Ilmuwan Ini Yakin Corona Lolos dari Laboratorium China

Steven juga menuding bahwa beberapa periset China punya kebiasaan menjual hewan yang diujicoba di laboratorium ke pedagang jalanan saat eksperimen sudah selesai. Jadi, alih-alih dikremasi, hewan dijual demi uang.

"Salah satu periset di Beijing, sekarang dipenjara, menghasilkan jutaan dolar menjual monyet dan tikus di pasar binatang, yang berakhir di perut seseorang," tulisnya, dikutip detikINET dari New York Post.

Steven juga menyoroti kurang konsistennya dari mana virus corona berasal. Padahal menurutnya, kasus pertama corona berasal dari orang yang tidak pernah menginjakkan kaki di pasar hewan di Wuhan. Kemudian, ular tidak membawa corona dan kelelawar tak dijual di pasar tersebut.

"Virus mungkin lolos dari lab oleh pegawai yang terinfeksi atau menular ke manusia ketika mereka tak tahu memakan hewan lab. Apapun itu, otoritas Beijing secara jelas ingin memperbaiki masalah serius soal bagaimana lab mereka menangani pathogen mematikan," begitu teorinya.

Tentunya, apa yang dikemukakan oleh Steven dalam kolomnya tersebut masih sebatas teori yang belum ada bukti sahihnya.