Keamanan WhatsApp Dipertanyakan Gegara Ponsel Orang Terkaya Bobol
Hide Ads

Keamanan WhatsApp Dipertanyakan Gegara Ponsel Orang Terkaya Bobol

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 24 Jan 2020 19:04 WIB
Jeff Bezos dan kekasihnya, Lauren Sanchez. Foto: Associated Press
Jakarta -

Keamanan WhatsApp kembali jadi sorotan. Tak tanggung-tanggung, aplikasi messaging itu dimanfaatkan untuk menanam malware di ponsel orang terkaya dunia, Jeff Bezos. Misteri masih melingkupinya.

Menurut New York Times, pada 1 Mei 2018, Bezos menerima pesan WhatsApp dari akun kepunyaan pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

"Keduanya sebelumnya komunikasi dengan platform messaging itu, tapi Bezos tak mengira ada pesan datang hari itu, apalagi dengan video. Video itu, file 4,4 MB, ternyata lebih dari kelihatannya, menurut analisis forensik yang diminta Bezos untuk mengetahui siapa yang membajak iPhone X-nya," sebut media itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tersembunyi di file video adalah kode terpisah, kemungkinan besar merupakan malware yang ditanam untuk mengakses ponsel Bezos seluruhnya, termasuk foto-fotonya dan komunikasi privatnya.

Malware apa itu? Dugaan mengarah pada Pegasus. Spyware buatan perusahaan asal Israel, NSO Group ini memang sangat canggih dan tahun silam bikin kehebohan lantaran ketahuan menyusup pada telepon genggam orang-orang penting melalui WhatsApp.

ADVERTISEMENT

Facebook menyebut Pegasus menyusup melalui fitur video call dan panggilan telepon WhatsApp, yang bahkan tak perlu dijawab ileh target serangan. Setelah disusupkan, Pegasus bisa mengeksekusi kodenya di dalam ponsel si korban lalu meraup data-data penting.

"Ya itu dilakukan oleh Pegasus (pembajakan ponsel Bezos-red), senjata siber yang dibuat oleh perusahaan Israel, NSO," sebut tweet dari aktivis Iyad el-Baghdadi.

Namun demikian, tudingan itu langsung dibantah oleh pihak NSO. "Seperti yang sudah kami sebutkan, teknologi kami tidak digunakan dalam hal ini," kata mereka.

"Kami tahu soal ini karena terkait bagaimana software kami bekerja dan teknologi kami tidak bisa digunakan di nomor ponsel AS. Produk kami hanya digunakan untuk menginvestigasi teror dan kriminalitas serius," tambah NSO.

Lalu teknologi siapa sebenarnya di balik serangan tersebut? Meski belum ada jawaban pasti, persoalan ini kembali menambah keraguan soal keamanan WhatsApp.

Bahkan pejabat di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ternyata tidak menggunakan WhatsApp sebagai sarana komunikasi. Itu karena layanan milik Facebook tersebut dianggap kurang aman.

"Pejabat resmi di PBB diinstruksikan untuk tidak menggunakan WhatsApp, ia tidak didukung sebagai sebuah mekanisme yang aman," kata juru bicara PBB, Farhan Haq.

WhatsApp pun angkat bicara soal tudingan itu. "Setiap pesan privat dilindungi dengan enkripsi end to end untuk mencegah WhatsApp atau yang lain melihat pesan itu," kata WhatsApp tentang keamanan layannya.

"Teknologi penyandian yang kami kembangkan dengan Signal dianggap tinggi oleh ahli keamanan dan masih tetap yang terbaik bagi orang-orang di seluruh dunia," klaim mereka.