Ramai Diusik, Begini Kisah Berdirinya Netflix
Hide Ads

Ramai Diusik, Begini Kisah Berdirinya Netflix

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 23 Jan 2020 20:00 WIB
Reed Hastings. Foto: GettyImages/Ken Ishii
Jakarta -

Nama Netflix semakin dikenal dan di Indonesia, sedang jadi bahasan yang panas. Mereka adalah pionir dalam bisnis streaming konten video. Bagaimana kisah penciptaannya?

Sosok kunci di balik Netflix adalah Reed Hastings yang juga menjabat sebagai CEO. Berusia 59 tahun, ia lahir di Boston, Massachussets. Kekayaannya diestimasi USD 9 miliar berkat sukses Netflix.

Hastings dibesarkan di keluarga berada. Ayahnya pengacara terkenal. Ia tertarik pada bidang studi matematika dan masuk jurusan itu di Bowdoin College di Maine. Di sana, ia pernah memenangkan kompetisi matematika bergengsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lulus kuliah, Hastings sempat masuk tentara tapi hanya bertahan dua tahun. Tahun 1983 setelah masa itu, dia berpetualang di negara Swaziland, Afrika, bekerja sebagai relawan pengajar matematika. "Itu pengalaman yang sangat memuaskan," katanya.

Dua tahun di Swaziland, Hastings balik ke Amerika Serikat dan menempuh kuliah S2 di Stanford University. Ia lulus tahun 1988 dengan gelar Ilmu Komputer. Setelahnya, dia bekerja di Adaptive Technology sebelum memutuskan mendirikan perusahaan sendiri bernama Pure Software.

ADVERTISEMENT

Ketika perusahaan itu dicaplok Rational Software pada tahun 1997, Hastings memutuskan pergi dan mendirikan perusahaan lain. Bersama Marc Randolph temannya. Hastings mendirikan Netflix di tahun 1998.

Ramai Diusik, Begini Kisah Berdirinya Netflix

Pada awalnya, Netflix menyewakan DVD yang dapat dikirim ke pelanggan. Tapi sejak awal, Hastings sudah punya visi kuat akan bisnis streaming.

"Film lewat internet akan tiba dan pada suatu waktu bakal menjadi bisnis besar. Kami ingin sudah mempersiapkan diri ketika video on demand terjadi. Itulah kenapa perusahaan ini dinamai Netflix, bukan DVD by Mail," sebutnya pada tahun 2005.

Tepatnya pada tahun 2007, Netflix mulai menawarkan konten secara streaming. Sebuah aksi yang brilian karena saat itu, belum banyak orang yang memikirkannya.

Begitulah, Netflix akhirnya jadi raksasa media streaming online. April 2019, jumlah pelanggan berbayarnya sudah tembus 148 juta di seluruh dunia, 60 juta di antaranya di Amerika Serikat. Netflix sudah tersedia di seluruh dunia kecuali China, Suriah, Korea Utara dan Crimea.

Hastings menikah, anaknya dua dan tinggal di San Francisco. Tahun 2012, ia menandatangani inisiatif Giving Pledge yang digagas Warrenn Buffet dan Bill Gates, di mana kaum kaya berkomitmen menyumbang sebagian besar harta untuk kemanusiaan. Ia ingin terus bekerja membesarkan Netflix.

"Sudah bertahun tahun aku di Netflix dan aku rasa ini masih permulaan. Aku tak butuh dan tak ingin diakuisisi. Kami menghasilkan uang. Menjadi seorang entrepreneur adalah soal kesabaran dan kegigihan, bukan uang cepat, dan semua hal hebat itu memang dilakukan dengan sulit dan butuh waktu lama," tuturnya.