Mungkin wajar jika banyak pendapat menilai demikian. Bahkan dua perusahaan yang terkenal dalam membuat kamera DSLR pun, saat ini lebih banyak membuat kamera mirrorless.
Contohnya, ada Canon dengan sistem Canon EOS M dan R, sedangkan Nikon dengan Nikon Z. Sementara itu, perusahaan lain sudah lama menghentikan pengembangan kamera DSLR seperti Sony, Olympus dan Panasonic.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, di awal tahun 2020 ini, Canon dan Nikon justru merilis kamera DSLR profesional yang diumumkan di CES show di Las Vegas, 7-10 Januari 2020. Dua kamera tersebut, Canon 1DX Mark III dan Nikon D780 bukan kamera DSLR yang biasa-biasa saja, melainkan kamera DSLR yang teknologinya melebihi kebanyakan kamera mirrorless mereka masing-masing.
![]() |
Alasan pertama adalah, kamera DSLR masih menjadi preferensi utama fotografer profesional, terutama di bidang foto jurnalistik yang membutuhkan kamera yang tahan banting di segala kondisi dan kinerja yang sangat cepat.
Kamera DSLR seperti 1DX masih diminati karena punya pegangan ganda (horizontal dan vertikal), baterai berkapasitas besar dan magnesium chassis yang kuat cuaca ekstrim.
1DX mark III juga punya dual memory card slot yang tidak biasa. Kedua slot mengunakan kartu memory CF Express, yang kecepatannya baca/tulisnya mencapai 1700MB/s / 1200 MB/s sedangkan SD Card UHS II yang tercepat saat ini kurang lebih 300 MB/s saja.
![]() |
Alasan kedua, aksesoris kamera DSLR sudah sangat banyak, terutama lensa-lensa yang tersedia. Di tahun 2014, Canon mengumumkan telah memproduksi 100 juta lensa, sedangkan Nikon mengumumkan hal yang sama di tahun 2016.
Banyaknya pilihan lensa memudahkan fotografer, baik pemula dan profesional untuk mencari lensa yang diinginkan dengan rentang harga dari yang sangat terjangkau dan berukuran kecil sampai yang sangat besar atau tele dengan harga yang sangat tinggi. Lensa-lensa dan aksesoris juga mudah ditemukan di bursa lensa bekas atau di tempat penyewaan kamera dan lensa.
![]() |
Alasan ketiga dan alasan terpenting adalah, kamera DSLR memiliki jendela bidik optik sehingga fotografer dapat melihat apa yang terjadi di depannya tanpa ada lag/jeda.
Sedangkan semua kamera mirorrless, mengandalkan layar elektronik yang memiliki sedikit jeda dan kualitasnya berubah-ubah sesuai dengan kondisi cahaya. Di kondisi cahaya yang gelap, refresh rate jendela bidik / layar menjadi lebih lambat dan kualitas gambar menurun dengan adanya noise atau berkurangnya kontras.
Karena ketiga alasan tersebut, kamera DSLR akan terus dikembangkan oleh Canon dan Nikon di masa depan, dan tidak heran bahwa di Olympiade 2020 ini, kamera DSLR dari Canon dan Nikon masih akan mendominasi di kalangan fotografer profesional terutama fotografer aksi, olahraga dan satwa liar.
*) Enche Tjin aktif menulis buku, blog, dan artikel untuk media massa tentang fotografi. Dia juga menyelenggarakan kursus kilat serta tur fotografi yang bisa diikuti lewat website infofotografi.com.
(rns/rns)