Apple Beberkan Alasan Ogah Retas iPhone untuk FBI
Hide Ads

CES 2020

Apple Beberkan Alasan Ogah Retas iPhone untuk FBI

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 10 Jan 2020 08:15 WIB
Direktur Privasi Apple Jane Horvath (tengah) saat berbicara di CES 2020. Foto: David Becker/Getty Images
Jakarta - Bukan sekali dua kali FBI meminta Apple untuk membuka iPhone milik pelaku kejahatan. Tapi tetap saja ditolak mentah-mentah oleh raksasa teknologi yang bermarkas di Cupertino itu.

Berbicara di panggung CES 2020, Direktur Privasi Apple Jane Horvath pun membeberkan alasannya. Dia mengatakan teknologi enkripsi akan digunakan untuk melindungi pelanggan ketika data yang disimpan di iPhone rentan terhadap akses yang tidak sah atau seandainya perangkat tersebut hilang.


"Enkripsi end to end sangat penting bagi layanan yang kami kami, data kesehatan dan pembayaran. Ponsel karena relatif kecil mudah hilang dan dicuri. Kami perlu memastikan kalau kamu salah meletakannya, datamu tidak terekspos," kata Horvath seperti dilansir dari Softpedia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Horvath ini seolah mempertegas jawab Apple atas permintaan FBI belum lama ini untuk membuka iPhone milik Mohammed Saeed Alshamrani, pria yang diduga melakukan penembakan di pangkalan Angkatan Laut Florida bulan lalu yang menewaskan tiga orang.

FBI diberi izin untuk mencari konten iPhone yang disita. Namun mereka tidak dapat mengakses ponsel tersebut lantaran terlindungi kata sandi. Karenanya mereka mengirim surat kepada Apple untuk memberikan bantuan.

Direktur Privasi Apple Jane Horvath Direktur Privasi Apple Jane Horvath Foto: David Becker/Getty Images
Tak lama setelah menerima surat itu, Apple pun merespon. Kendati pemilik iPhone adalah pelaku penembakan, data di dalamnya tetap merupakan privasi pengguna.

"Kami sangat menghormati penegakan hukum dan selalu bekerja sama untuk membantu dalam penyelidikan mereka," kata Apple dalam sebuah pernyataan. "Ketika FBI meminta informasi dari kami terkait dengan kasus ini sebulan yang lalu, kami memberi mereka semua data dalam kepemilikan kami dan kami akan terus mendukung mereka dengan data yang kami miliki."


Permintaan FBI bukan kali itu ditolak Apple. Pada 2015 misalnya, FBI meminta Apple membuka kunci iPhone 5C milik pria bersenjata San Bernardino, tetapi permohonan tersebut ditolak.

CEO Apple Tim Cook kemudian berkata ketika membuat alat "cracking" iPhone, jika perangkat lunaknya ada di tangan yang salah, iPhone mana pun bisa dibuka. Dan iPhone tidak lagi menjadi perangkat yang sangat aman.


(afr/afr)