Situs yang diretas itu milik Federal Depository Library Program (FDLP), sebuah program yang dibuat untuk menyediakan publikasi pemerintah federal AS untuk publik. Situs tersebut diubah tampilannya (deface) dan kemudian dibuat tak bisa diakses oleh publik.
FDLP ini adalah program milik Goverment Publishing Office (GPO) milik pemerintah AS. Tujuan program ini adalah untuk mempublikasikan dokumen dan informasi milik pemerintah AS ke publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Si hacker meninggalkan pesan di situs tersebut, yang kurang lebih isi pesannya berisikan pernyataan yang menyebut situs tersebut diretas oleh Iran Cyber Security Group Hacker. Mereka pun menyebutkan kalau ini hanyalah sebagian kecil dari kemampuan perang siber Iran.
Dalam peretasan itu si hacker juga menampilkan gambar presiden AS Donald Trump yang berdarah di mulutnya, dan kepalan tangan dari tentara Garda Revolusi Iran di wajahnya, demikian dikutip detikINET dari Cnn, Minggu (5/1/2020).
![]() |
"Ada penyusupan terdeteksi di situs GPO milik FDLP, yang sudah dimatikan. Situs GPO yang lain tetap beroperasi normal. Kami berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk investigasi lebih lanjut," ujar Gary Somerset, Chief Public Relation Officer di US GPO.
Sementara menurut Department of Homeland Security (DHS), peretasan ini belum terkonfirmasi dilakukan oleh hacker dari Iran. Pihaknya akan terus memantau situasi ini.
"Kami menyadari situs FDLP di-deface oleh hacker pro-Iran. Saat ini belum ada konfirmasi kalau ini adalah aksi dari hacker yang disponsori oleh pemerintah Iran," ujar Sara Sendek, juru bicara DHS Cybersecurity and Infrastructure Security Agency.
Seperti diberitakan, tensi antara AS dan Iran meninggi setelah Mayor Jenderal Qasem Soleimani tewas dalam serangan drone militer AS di Irak. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun menyatakan akan melakukan balasan terhadap aksi AS tersebut.
(asj/asj)