Uber menyebut Kalanick bakal meninggalkan posisinya di dewan direksi pada 31 Desember mendatang. Kalanick disebut berencana untuk berfokus pada bisnis barunya serta berbagai kegiatan filantropi.
Kalanick adalah CEO Uber dari 2010 sampai 2017, dan selama masa kepemimpinannya itu, Uber seringkali dilanda berbagai kontroversi. Dari mulai budaya kerja yang 'toxic' sampai bermacam trik mereka untuk mengakali peraturan dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mundurnya Kalanick ini tak lama setelah muncul kabar ia mencairkan sahamnya di Uber yang bernilai lebih dari USD 2,1 miliar.
Meski sudah tak menjabat sebagai CEO selama lebih dari dua tahun, Uber masih terus berusaha untuk 'membersihkan' beberapa masalah yang ditinggalkan oleh Kalanick saat masih menjadi CEO.
Contohnya adalah Uber baru-baru ini menyiapkan dana sebesar USD 4,4 juta untuk karyawan dan mantan karyawan yang mengalami pelecehan seksual di perusahaan tersebut.
Kasus pelecehan seksual ini salah satunya dialami oleh Susan Fowler, yang mengaku mengalami pelecehan seksual selama bekerja di Uber. Ia pun menyebut Kalanick dan sejumlah pejabat di perusahaan itu tak menindaklanjuti laporan yang sudah diajukan selama beberapa kali oleh Fowler.
Masalah lainnya adalah kompensasi kepada pengemudi, di mana ada sekitar 96 ribu pengemudi yang menggugat Uber atas bayaran yang tak mereka terima sejak 2011. Atas masalah ini, Uber setuju untuk membayar mereka sebesar hampir USD 650 juta.
(asj/asj)