.webp)
Editor media Fast Company, Harry McCracker, pernah terheran saat mengunjungi kantor CEO kelahiran India itu. "Lebih seperti toko buku dibandingkan pusat komando salah satu perusahaan paling bernilai di dunia," tulisnya.
Nadella mengakui kegemarannya itu. "Saya membaca beberapa halaman di sana sini. Tentu ada beberapa buku yang saya baca sampai selesai. Tapi tanpa buku, saya tak bisa hidup," cetus pria yang sukses memimpin Microsoft jadi raksasa cloud ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koleksi buku Nadella beragam, dari novel Shakespeare, karya Friedrich Nietzche sampai buku jurnalistik. Namun ada beberapa buku yang paling disukainya, bahkan sampai mewajibkan eksekutif Microsoft membacanya.
Misalnya Nonviolent Communication oleh Marshall Rosenberg serta Mindset: The New Psychology of Success karangan Carol Dweck. Di pihak lain, Bill Gates mengaku sudah kecanduan membaca sejak kecil.
Kebiasaan itu adalah salah satu kunci kepintaran dan kesuksesan pendiri Microsoft itu. Tak sekadar membaca, ia bahkan juga sempat menulis beberapa review buku di blognya, Gates Notes.
"Membaca adalah salah satu cara utama bagiku untuk belajar dan telah kulakukan sejak masa kanak-kanak. Belakangan ini, aku memang mengunjungi tempat tempat menarik, bertemu dengan para ilmuwan, dan menyaksikan banyak kuliah online. Tapi membaca masih tetap menjadi cara utama bagiku untuk mempelajari hal-hal baru dan menguji pemahamanku," katanya dalam sebuah waancara.
(fyk/fyk)
