LinkAja Akan Sempurnakan Kode Tiket untuk KRL
Hide Ads

LinkAja Akan Sempurnakan Kode Tiket untuk KRL

Adi Fida Rahman - detikInet
Selasa, 17 Des 2019 16:53 WIB
Foto: Ardan Adhi Candra/detikcom
Jakarta - Sejak Oktober lalu, LinkAja menghadirkan kode tiket berbasis QR code di KRL Jabodetabek. Banyak pihak menilai sistem tersebut lebih lambat ketimbang menempelkan kartu uang digital.

Menanggapi penilaian tersebut, CTO LinkAja Arman Hazairin kurang sepaham akan hal itu. Menurutnya, sistem pembacaan QR code di KRL sudah cukup cepat.

LinkAja Akan Sempurnakan QR Code untuk KRLCTO LinkAja Arman Hazairin. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau transaksinya sendiri di bawah satu detik, hitungannya ratusan milisecond. Seharusnya secara user experience nggak terasa tuh," kata Arman saat berbicara di acara Media Update LinkAja Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (17/12/2019).



Namun dia sadar ada hal yang jadi kekurangan dan membuat pengalaman pembayaran QR di KRL ini kurang maksimal. Hal ini dikarenakan posisi scanner sedikit ke bawah sehingga kurang ergonomis.

"Karena orang terbiasa nge-tap, jadi handphone ditempel di scanner. Padahal perlu jarak untuk membacanya. Saat ini kami coba pasang karet di scanner agar ponsel menempel tetap terjaga," jelas Arman.

LinkAja Akan Sempurnakan QR Code untuk KRLFoto: Adi Fida Rahman/detikINET


Rencana 2020

LinkAja berkeinginan memperbesar ukuran QR Code pada tiket agar makin memudahkan dalam pemindaian di gate KRL. Selain itu, mereka akan memperluas pengguna QR di transportasi umum. Kedua hal itu menjadi beberapa rencana yang akan dilakukan LinkAja di 2020.

Disebutkan Arman, pihaknya ingin memungkinkan pembayaran dilakukan secara offline. Sehingga ketika pengguna tidak mendapatkan coverage jaringan internet mereka bisa tetap melakukan transaksi.

Mereka pun akan mengembangkan fitur face recognition yang sudah ada saat ini. Fitur tersebut mulanya dikembangkan LinkAja setelah melihat adanya masyarakat yang kurang paham akan konsep kartu pembagian bantuan sosial. Setelah berhasil, fitur tersebut coba diaplikasikan lebih luas lagi, salah satunya ke sekolah sehingga para siswa tidak perlu bawa ponsel.

LinkAja turut menggunakan pemprosesan gambar pada fitur face recognition untuk meningkatkan EKYC. Sehingga OCR mereka nantinya bisa memindai ID Card dan kendaraan.

"Kami ingin mengidentifikasi mobil yang masuk ke SPBU, jenisnya apa, platnya berapa, sehingga terkait pengendalian BBM lebih terintegrasi," jelas Arman.



LinkAja pun mengembangkan produk syariah. Pengguna nanti cukup berganti ke opsi syariah yang ada aplikasi. Begitu diaktifkan, seketika layanan yang tersedia akan disesuai dengan aturan syariah.

"Saat ini lagi progress. Mudah-mudahan di awal tahun bisa diluncurkan. Mohon doanya," pungkas Arman.


(rns/rns)