Ada tiga slot yang diamankan, yakni Palapa C1-B (113 BT), Garuda-2 (123 BT) dan PSN-146E (146 BT). Tidak mudah untuk mendapatkannya, delegasi Indonesia harus melalui pembahasan yang panjang dan perundingan yang alot pada tingkat sub working group, working group, dan committee di sidang tersebut.
"Delegasi Indonesia berhasil meyakinkan pentingnya slot orbit satelit tersebut bagi penyediaan layanan pita lebar (broadband) yang diperlukan untuk menunjang pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, dan penanganan bencana alam di berbagai wilayah Indonesia," kata Helmy Fauzy, Duta Besar RI untuk Mesir dalam keterangan resminya, Sabtu (23/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebagai informasi, filing satelit Palapa C1-B di slot orbit 113BT akan digunakan untuk menempatkan satelit Nusantara Dua yang akan diluncurkan tahun 2020. Adapun filing satelit PSN-146E di slot orbit 146BT akan digunakan untuk menempatkan satelit Satria milik Bakti Kominfo yang akan diluncurkan pada tahun 2023 untuk memberikan layanan broadband untuk masyarakat Indonesia di daerah-daerah terluar, tertinggal dan terdalam. Sementara filing satelit Garuda-2 di slot orbit 123BT akan digunakan untuk menempatkan satelit yang akan memberikan layanan telepon satelit yang akan diluncurkan pada tahun 2024.
Apabila Delegasi Indonesia gagal mendapatkan persetujuan, maka Indonesia tidak dapat menempatkan satelit barunya menggunakan filing tersebut. Di lain sisi, mengupayakan filing baru di slot orbit tersebut sudah sangat sulit mengingat kepadatan slot orbit GSO tahun ini.
"Keberhasilan Indonesia untuk mendapatkan perpanjangan waktu regulatori filing satelit tersebut sangat strategis bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk akses telekomunikasi terutama di daerah-daerah terluar, terdalam dan tertinggal," kata Ismail.
Untuk diketahui WRC 2019 berlangsung Sharm El Sheikh, Mesir pada pada 28 Oktober - 22 November 2019. WRC merupakan sidang yang dilaksanakan secara berkala oleh ITU setiap 4 (empat) tahun untuk menyusun aturan dan rencana internasional mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio di masa depan serta peraturan internasional mengenai penggunaan orbit satelit.
Hasil sidang WRC diadopsi dalam Peraturan Radio ITU yang menjadi acuan perencanaan penggunaan frekuensi radio nasional di Indonesia. Agenda yang dibahas dalam sidang WRC-19 mencakup perencanaan frekuensi radio untuk keperluan seluler/IMT, satelit, penerbangan, maritim, kereta api, penginderaan jauh, serta regulasi penggunaan slot orbit untuk satelit di Geostationary Orbit (GSO) maupun Non-GSO.
Delegasi Indonesia sendiri terdiri atas perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, KBRI Cairo, Kementerian Perhubungan, LAPAN, operator satelit nasional dan operator seluler nasional.
(afr/afr)