Saat ini terdapat lebih dari 4,5 juta warung tradisional di Indonesia, bahkan hingga di pelosok desa. Warung-warung tersebut memiliki peranan penting sebagai denyut nadi dan sumber kehidupan masyarakat Indonesia dalam menyalurkan kebutuhan sehari-hari.
Head of GrabKios, Agung Nugroho menjelaskan, warung adalah penggerak ekonomi Indonesia dan berperan penting dalam membentuk masyarakat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejalan dengan visi Indonesia menuju ekonomi digital, misi kami adalah untuk memastikan bahwa tidak ada warung tradisional yang tertinggal," ujar Agung di Gedung SMESCO, Jakara Selatan, Kamis (7/11/2019).
GrabKios memanfaatkan jaringan Kudo lebih dari 2,6 juta mitra di lebih dari 500 kota dan kabupaten di Indonesia, serta layanan dan kemitraan di dalam ekosistem Grab. GrabKios juga menargetkan akan memberdayakan tambahan 1 juta mitra GrabKios di Indonesia pada tahun 2021.
Agung juga mengatakan perubahan Kios Kudo menjadi GrabKios mempertegas komitmen Grab untuk memajukan ekonomi di Indonesia.
"Kita akan tetap menuju target untuk memberdayakan warung-warung di Indonesia, salah satu misi dari Indonesia itu sendiri adalah memastikan komitmen Grab untuk memajukan Indonesia," tutur Agung.
Agung menjelaskan, perubahan Kudo menjadi GrabKios ini bertujuan agar bisa lebih dekat ke dalam ekosistem Grab dan memungkinkan untuk mempercepat inovasi dan memanfaatkan jaringan kemitraan kedua perusahaan. Tak ada pergantian layanan dari Kudo ke GrabKios. Perubahan ini hanya untuk rebranding.
GrabKios adalah aplikasi digital untuk memajukan warung tradisional di Indonesia. Melalui teknologi, GrabKios memberikan akses digital untuk berjualan berbagai macam produk bagi warung tradisional, menjembatani layanan keuangan ke masyarakat dengan keterbatasan akses digital dan perbankan. Selain itu meningkatkan penghasilan tambahan bagi pemilik warung dan peluang bagi para individu untuk berjualan.
(prf/fay)