Gojek Bicara Kurangnya Data Scientist di Indonesia, Solusinya?
Hide Ads

Gojek Bicara Kurangnya Data Scientist di Indonesia, Solusinya?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 07 Nov 2019 10:27 WIB
Ilustrasi. Foto: GettyImages
Jakarta - Syafri Bahar selaku VP of Data Science Gojek bicara soal big data dan jumlah data scientist atau ilmuwan data di Indonesia yang masih kurang dari kebutuhan.

"Kalau kita lihat big data cabang ilmunya baru bangun paling umurnya baru beberapa tahun lah ya belum yang puluhan tahun dibanding yang lain jadi memang tantangannya gap-nya bisa kita isi," jelas Syafri.

Di Gojek sendiri, data scientist sudah mencapai puluhan. Sebagai gambaran, data scientist adalah profesi yang banyak memainkan statistik, informatika dan sains. Nah, untuk merekrut talenta di bidang ini masih jadi tantangan. Lalu, solusinya bagaimana?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jadi kolaborasi antara industri akademisi, pemerintah gimana caranya kita bisa tutup gap yang ada," cetusnya.

"Pastinya lebih bagusnya memaksimalkan yang ada di dalam (talenta Indonesia- red) karena menurut saya dengan 260 juta orang kan pasti banyak yang potensial cuma kemungkinannya mereka belum terekspos gimana penggunaannya, bedanya sama practical science bagaimana sih."

Syafri menjelaskan data memiliki peranan yang sangat besar dalam memajukan Gojek. "Dari sisi better decision making jadi kita kita insight-nya lebih tahu bagian mana sih efisiensi kita mau ditingkatkan," ucapnya.


"Kedua dari personalisasi, personalisasi tuh dalam artian kita bisa kasih preferensi yang lebih menyesuaikan customer," tambah Syafri

Contohnya adalah untuk layanan Gofood, Gojek bisa memanfaatkan data untuk menawarkan makanannya yang sesuai dengan kecenderungan customer. Pemilihan preferensi juga berlaku pada beragam layanan lainnyan yang ditaarkan oleh Gojek.


(ask/fyk)