Belum lama ini, wahana antariksa Baressheet milik perusahaan Israel yang ditujukan untuk menjelajah Bulan hancur saat mendarat di permukaan. Nah, ada kargo tak biasa yang dibawa wahana itu, yaitu ribuan Tardigrade yang tak menutup kemungkinan bertahan hidup di sana.
Arch Mission Foundation, organisasi yang mengatur kargo Tardigrade itu, menyatakan bisa jadi mereka selamat. "Mereka mungkin satu-satunya hal yang selamat dari tabrakan itu," cetus Nova Spivack, pendiri AMF.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikenal juga sebagai beruang air, Tardigrade mampu melewati ujian ketahanan hidup paling ekstrem sekalipun. Salah satunya eksperimen dari para peneliti di Jepang yang membekukannya lebih dari 3 dekade. Dalam eksperimen itu, si hewan dapat bertahan hidup.
Tardigrade diketahui mampu bertahan ketika dibekukan, terkena radiasi, hingga di hampa udara. Hal itu diperkirakan karena 18% genom di dalam DNA-nya merupakan adaptasi dari berbagai organisme lain, seperti jamur, bakteri, hingga virus.
Nah, penelitian terbaru dari tim ilmuwan di University of California San Diego mengungkap bahwa cara kerja protein di Tardigrade membantu melindungi mereka menghadapi kondisi ekstrim, dalam studi yang dipublikasikan di jurnal eLife.
(ke halaman selanjutnya)
Berkeliaran di Bulan, Ini Rahasia Hewan Terkuat di Dunia
Tardigrade. Foto: Eye of Science/SPL
|
Protein bernama Dsup (Damage suppression protein) itu dianalisis menggunakan biokimia, mengungkap bahwa Dsup terikat dengan chromatin, substansi yang terdiri dari DNA dan protein yang ditemukan di kromosom di dalam sel.
Terkuak bahwa saat Dsup terikat dengan chromatin, terciptalah semacam perisai yang melindungi sel dari efek merusak molekul bernama hydroxyl radicals. Molekul itu bisa dihasilkan dengan paparan sinar X.
"Kita sekarang memiliki penjelasan molekular tentang bagaimana Dsup melindungi sel dari radiasi sinar X. Kami melihatnya terdiri dari dua bagian, satu bagian yang terikat dengan chromatin dan sisanya membentuk semacam perlindungan DNA dari hydroxyl radicals," kata tim peneliti.
Selain menambah pemahaman soal biologi tardigrade, riset ini juga bisa membantu ilmuwan mengembangkan sel hewan yang bisa hidup lebih lama dalam kondisi ekstrim.
"Secara teori, agaknya memungkinkan bahwa versi optimal dari Dsup bisa dirancang untuk melindungi DNA di berbagai ragam tipe sel," papar mereka.