"Sekadar informasi, menurut pandangan saya Pluto adalah sebuah planet dan Anda boleh menulis bahwa administrator NASA mendeklarasikan Pluto sebagai sebuah planet lagi," kata Bridenstine.
"Saya bersikeras mengenai hal tersebut. Seperti itulah yang saya pelajari dulu dan saya masih tegas berpandangan sama seperti itu," tuturnya, sebagaimana dilansir Cnet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Status Pluto sebagai salah satu planet di Tata Surya dicabut tepat di bulan Agustus pada 13 tahun silam, tahun 2006, oleh International Astronomical Union (IAU) -- organisasi yang berisikan kelompok ahli astronomi dunia.
Saat itu IAU memperketat definisi planet dan Pluto dianggap tidak memenuhi syarat. Sejak itu Pluto pun sekadar dikategorikan sebagai "planet kerdil".
Di sisi lain ada pula sejumlah pihak yang masih meyakini eksistensi Pluto sebagai planet sepenuhnya. Tahun lalu, setidaknya, ada argumentasi terkait hal itu dari Philip Metzger, ilmuwan University of Central Florida. Ia menilai kriteria planet IAU keliru.
Baca juga: Menimbang Kelayakan Pluto Jadi Planet Lagi |
Yang menarik, pernyataan Bridenstine sendiri langsung disorot tajam oleh sejumlah media. Utamanya karena ia dinyatakan tidak memiliki latar belakang sains dalam pernyatannya itu, juga terkait posisinya di NASA.
CNN.com, misalnya, mengingatkan ketiadaan latar belakang sains itu seraya menyebut karier Bridenstine sebagai mantan anggota kongres dan pilot angkatan laut AS. Dalam artikelnya mengenai pernyataan Bridenstine seputar Pluto, BusinessInsider.com menyatakan hal serupa, dengan menambahkan bahwa penunjukan Bridenstine di NASA oleh Presiden AS Donald Trump pada tahun 2017 pun sempat memunculkan kerisauan karena ia dianggap kurang memiliki latar belakang sains.
Secara resmi, dan dari kacamata ilmiah, tentu saja apa yang disampaikan oleh Bridenstine tidak serta-merta menjadikan Pluto kini kembali dikategorikan sebagai planet. Tetapi ini bisa saja jadi sebuah angin segar buat pihak yang memang masih terus mengampanyekan hal itu.
(krs/agt)