Di video viral yang beredar di media sosial, ia menyebut kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi sehingga Gojek sukses. Sedangkan anak muda Malaysia tak miskin dan tidak perlu menjadi pengemudi Gojek. Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, ia sudah banyak mengutarakan kritik.
"Pemerintah seharusnya menemukan cara menciptakan pekerjaan yang stabil dan bayarannya bagus untuk anak muda ketimbang mendorong mereka mendapat income sedikit dan menaruh hidup dalam risiko karena kecelakaan motor rankingnya tinggi," sebutnya dalam konferensi pers pada 22 Agustus silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bahkan menyebut para pengemudi taksi akan mendorong penggantian pemerintah Pakatan Harapan jika menutup telinga soal bahaya sepeda motor. Ia juga menyinggung soal perusahaan transportasi online lokal, Dego Ride, yang malah dilarang karena alasan keamanan.
"Aplikasi Dego dikembangkan oleh orang Malaysia tapi dilarang. Apa alasan rasional membawa perusahaan berbasis di Indonesia yang menawarkan layanan yang serupa?" cetusnya.
Ismail pun menyinggung bahwa Malaysia merupakan negara yang kaya. "Malaysia adalah negara kaya dengan sistem transportasi publik yang bagus," katanya yang dikutip detikINET dari The Star.
"Kita menghabiskan bermiliar-miliar untuk sistem MRT dan LRT, tapi pada akhirnya malah menumpuk sepeda motor di kota seperti perkotaan di Indonesia, Thailand, Filipina dan Kamboja?" tandasnya.
(fyk/krs)